Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru Berbekal Tuduhan Palsu ‘Iran Kirim Drone ke Rusia’

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Iran selalu menekankan bahwa semua anggota PBB harus sepenuhnya menghormati prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Piagam PBB serta hukum internasional yang berlaku, termasuk kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas teritorial.

Uni Eropa telah memberlakukan sanksi baru terhadap Iran atas masalah ini.

Iran telah memperkuat pendiriannya bahwa mereka tidak memasok senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina. Pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa tuduhan itu tidak benar dan didasarkan pada informasi palsu. Teheran mengatakan bahwa tuduhan itu adalah bagian dari kampanye propaganda Barat untuk memicu ketegangan dengan Iran.

Tuduhan terhadap Iran telah dilontarkan oleh Ukraina dan pendukung Baratnya. Mereka mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan drone buatan Iran untuk menyerang kota-kota Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Kremlin juga membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa mereka menggunakan senjata buatan Rusia dalam serangannya.

Beberapa media Barat mengutip pejabat keamanan AS yang mengatakan bahwa lebih banyak drone Iran, serta rudal, akan dikirim ke Rusia. Sementara Pentagon mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut, namun mengaku akan mengambil langkah-langkah untuk membuat penjualan drone Iran lebih sulit. Ukraina juga mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

Namun Teheran menegaskan bahwa pihaknya bersikap netral terhadap konflik tersebut dan percaya bahwa dialog adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang.

Tuduhan terhadap Iran datang di tengah meningkatnya ketegangan di front perang di Ukraina. Warga sipil dan pejabat pro Rusia dievakuasi dari kota-kota utama di wilayah Kherson saat pasukan Ukraina berusaha merebut kembali wilayah itu dari Rusia. Lebih dari 60.000 orang akan dievakuasi dalam enam hari ke depan.

Propaganda anti Iran pertama kali muncul pada Juli. Pada saat itu Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan menuduh bahwa Washington telah menerima “informasi yang menunjukkan bahwa Iran sedang bersiap untuk memberi Rusia hingga 100 Kendaraan Udara Tak Berawak, termasuk UAV yang mampu membawa senjata, pada waktu yang dipercepat.

Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, berencana untuk mengajukan klaim tersebut dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB.

Mereka menuduh Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang memberlakukan embargo senjata terhadap Iran, yang berakhir pada 2020, meskipun ada upaya mantan Presiden AS, Donald Trump untuk memperbaruinya.

“Iran dengan tegas menolak tudingan yang tidak benar dan tidak berdasar bahwa Iran telah mentransfer UAV untuk digunakan dalam konflik di Ukraina. Sangat mengecewakan bahwa untuk mengejar agenda politik tersebut, negara-negara ini mencoba meluncurkan kampanye disinformasi terhadap Iran,” kata Duta Besar Iran untuk PBB, Saeid Iravani.