Yakin Tidak Bersalah, Rusia Undang Pakar PBB dan Palang Merah Selidiki Kematian Tahanan Ukraina

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Rusia mengundang para ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah untuk menyelidiki serangan mematikan di penjara Ukraina, dengan Kiev dan Moskow saling menyalahkan atas insiden tersebut.

Perkembangan ini terjadi setelah sebuah penjara yang menahan tahanan perang Ukraina (POW) di kota Olenivka yang dikuasai Rusia dibombardir rudal pada Jumat. Serangan itu dilaporkan menewaskan puluhan tahanan yang ditangkap setelah jatuhnya Mariupol pada Mei.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya bertindak “demi kepentingan melakukan penyelidikan objektif” terhadap apa yang disebutnya serangan terhadap penjara dan telah mengundang para ahli dari PBB dan Palang Merah (ICRC) untuk menyelidiki insiden tersebut.

Pada Sabtu, pejabat hak asasi manusia Ukraina, Dmytro Lubinets mengatakan di televisi nasional bahwa dia telah meminta Komite Internasional Palang Merah dan misi pemantauan hak asasi manusia PBB untuk pergi ke Olenivka.

Pejabat dari Rusia dan otoritas separatis di Donetsk menuduh Kiev menyerang penjara dengan roket, yang menewaskan 53 orang dan melukai 75 orang.

Angkatan Bersenjata Ukraina membantah bertanggung jawab, menuduh pasukan Rusia sengaja menembaki penjara untuk menuduh Ukraina melakukan kejahatan perang dan juga untuk menutupi penyiksaan dan eksekusi mereka yang ditahan di sana.

“Semua tanggung jawab politik, hukum dan moral atas pembantaian berdarah Ukraina ini terletak pada (Presiden Ukraina, Volodymyr) Zelensky secara pribadi, rezim kriminalnya dan Washington, yang mendukung mereka,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Zelensky menyalahkan Rusia. “Ini adalah kejahatan perang Rusia yang disengaja, pembunuhan massal yang disengaja terhadap tawanan perang Ukraina,” katanya.

Sementara itu, Zelensky pada Sabtu mendesak warga sipil untuk mengevakuasi wilayah Donetsk, dalam apa yang disebutnya “keputusan Pemerintah”.

“Sudah ada keputusan Pemerintah tentang evakuasi wajib dari wilayah Donetsk,” katanya dalam pidato hariannya. “Tolong, ikuti evakuasi.”

Dia memperingatkan bahwa ribuan orang, termasuk anak-anak, masih berada di zona pertempuran di wilayah Donbass.

“Semakin banyak orang meninggalkan wilayah Donetsk sekarang, semakin sedikit orang yang akan dibunuh oleh tentara Rusia,” katanya, seraya menambahkan bahwa penduduk yang pergi akan diberikan kompensasi.

“Semuanya sedang diatur. Dukungan penuh, bantuan penuh -baik logistik maupun pembayaran. Kami hanya membutuhkan keputusan dari orang-orang itu sendiri, yang belum membuatnya sendiri,” katanya.