Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Anasir ‘Politisi Pengkhianat’ di Internal Irak Tak Ingin Terorisme di Negaranya Berakhir

Anasir 'Politisi Pengkhianat' di Internal Irak Tak Ingin Terorisme di Negaranya Berakhir

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, seorang pakar militer Irak, Shafa al-A’sam mengabarkan bahwa kelompok teroris ISIS baru-baru ini telah menerima sejumlah besar dana, yang akan digunakan untuk meningkatkan serangan teror di kawasan sekitar Baghdad dan Jurf al-Nasr di utara Babil.

Dalam wawancara dengan al-Maalomah, al-A’sami menjelaskan bahwa AS berusaha memanfaatkan kian massifnya serangan teror, untuk menambah jumlah pasukannya di Irak melalui Koalisi Internasional.

Menurutnya, dalam satu bulan terakhir Jurf al-Nasr telah menyaksikan tiga serangan terhadap Tentara Irak, dua serangan ke menara listrik, dan satu serangan atas al-Hashd al-Shaabi.

Al-A’sami menyatakan, informasi yang ada menunjukkan bahwa elemen-elemen ISIS bersekongkol dengan sejumlah pihak politik domestik untuk mendapatkan sokongan dana besar dari luar.

Tujuannya adalah agar ISIS bisa meningkatkan serangannya, sehingga mengesankan bahwa Irak butuh dukungan internasional untuk melawan terorisme. Dengan demikian, AS berharap bisa mempertahankan kehadiran pasukannya di negara tersebut.

Pakar militer Irak ini menandaskan, kawasan sekitar Baghdad dan Jurf al-Nasr sangat membutuhkan operasi-operasi besar untuk mencegah masuknya teroris.

Al-A’sami berpendapat, sejumlah politisi di Irak menentang operasi pembasmian teroris agar mereka bisa meraih tujuan-tujuan politisnya.

Sebelum ini, Anggota Aliansi Fath di Parlemen Irak, Hamid Abbas mengatakan, AS menyingkirkan tiap figur nasionalis yang enggan bergantung kepadanya dari lembaga-lembaga penting Irak.

Kepada al-Maalomah, Abbas menyatakan bahwa AS berusaha untuk menyusup ke dalam sistem militer Irak.

Menurutnya, ada rencana-rencana politik dan asing untuk menjauhkan aparat keamanan nasionalis dari pos-pos penting di Irak.

Abbas menegaskan, AS melalui kehadirannya di Irak berupaya untuk membuat komandan militer mematuhi semua dikte-diktenya.

AS, kata Abbas, memusuhi siapa saja yang tidak mau bergantung kepada Kedubes AS di Baghdad. Washington juga melakukan segala cara untuk memaksakan kebijakan-kebijakannya atas para komandan militer.

“Ada banyak pengkhianat dalam proses politik. Rakyat Irak mesti menghukum mereka melalui kotak-kotak suara,” tandasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *