Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Apakah Rusia Berikan Informasi dan Bukti kepada Iran Soal Peran Utama Dinas Intelijen Barat dalam Kerusuhan?

POROS PERLAWANAN – Dalam program “Iran Menyingkap Tabir”, stasiun televisi al-Mayadeen kembali membahas fakta-fakta di balik kerusuhan di Iran.

Dalam acara terbaru, al-Mayadeen menyinggung kunjungan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev ke Teheran dan pertemuannya dengan para pejabat Iran.

Dilansir Fars, Direktur Kantor al-Mayadeen di Teheran, Malham Riya mengutip ucapan Patrushev bahwa “Dinas-dinas Intelijen Barat memainkan peran utama dalam kerusuhan di Iran”.

“Sebelum kita bicara soal isi pernyataan Patrushev, harus kita singgung bahwa saat kita bicara soal Rusia, kita sedang membicarakan sebuah Dinas Intelijen yang sangat penting,” kata Riya.

Al-Mayadeen mengajukan pertanyaan “apakah Rusia telah memiliki bukti-bukti memadai untuk membeberkan informasi seputar kerusuhan terbaru di Iran?”

Riya menjelaskan, ketika pernyataan semacam di atas disampaikan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, itu memiliki arti-arti khusus. Salah satunya adalah bahwa Rusia percaya pada informasi-informasi tersebut; informasi-informasi yang menyebut campur-tangan Dinas Intelijen Internasional, terutama AS, Inggris, Israel, Saudi, dan sebagian negara Eropa dalam kerusuhan di Iran.

Menurut Riya, sebagian negara-negara ini memiliki peran perancang rencana, yang lain berperan sebagai eksekutor, dan sebagian lainnya sebagai penyokong dana dan propaganda media. Kebanyakan negara-negara ini melakukan peran provokasi di media untuk mendukung kelompok-kelompok teroris dan separatis. Sebagian besar kelompok-kelompok ini menganggap negara-negara di atas sebagai tempat perlindungan mereka.

“Secara spesifik, di sini saya membicarakan sebagian negara seperti negara-negara Skandinavia. Kebanyakan para pemimpin kelompok-kelompok ini ada di negara-negara tersebut. Iran sudah berulang kali memprotes suaka yang diberikan mereka kepada para teroris dan telah memanggil pulang Dubesnya,” papar Riya.

“Sehubungan dengan Saudi, bisa dikatakan bahwa Riyadh menjadi penyokong dana, Inggris berperan sebagai provokator media dan pelaku psy war, AS memainkan peran lebih besar di bidang intelijen, sementara peran pertama eksekusi dimainkan oleh Israel,” imbuhnya.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *