Loading

Ketik untuk mencari

Opini

AS Keluar dari Kawasan karena Faktor Menguatnya Tensi Perlawanan, Bukan oleh Tantangan Lain yang Washington Dalihkan

POROS PERLAWANAN – Harian Wall Street Journal (WSJ) mengutip dari sejumlah pejabat Pemerintah AS bahwa Pentagon telah mengurangi jumlah sistem pertahanan udaranya di Timteng. Konon hal ini dilakukan untuk mereorganisasi keberadaan militernya di Kawasan demi memusatkan perhatian “kepada tantangan-tantangan Rusia dan China”.

Menurut laporan WSJ, Pentagon menarik sekitar 8 sistem Patriot dari sejumlah negara seperti Irak, Kuwait, Yordania, dan Saudi. Sistem rudal THAAD juga akan ditarik AS dari Saudi. Termasuk penarikan ratusan personel militer yang bertugas di satuan-satuan pengoperasian atau pemeliharaan sistem-sistem tersebut.

Dilansir al-Alam, WSJ melaporkan bahwa proses pengurangan serdadu, yang sebelum ini belum pernah dilaporkan, telah dimulai sejak Juni ini.

Dalam kontak telepon dengan Muhammad bin Salman pada 2 Juni lalu, Menhan AS, Llyod Austin telah memberitahukan perubahan ini, sebab sebagian besar perangkat militer yang akan ditarik ada di Saudi.

Jelas bahwa keputusan AS ini tidak dilandasi motif kemanusiaan untuk menghentikan kejahatan Tentara AS di negara-negara tersebut, atau untuk menghadapi tantangan China dan Rusia. Sebab, semua tantangan ini sudah ada sejak lama dan tidak berpengaruh dalam keberadaan Tentara AS di Kawasan, bahkan di masa Perang Dingin sekalipun.

Pada hakikatnya, keputusan ini diambil lantaran tekanan Poros Perlawanan dan penentangan bangsa-bangsa terhadap hegemoni AS. Hal ini bisa dilihat jelas di Yaman, Lebanon, Irak, Afghanistan, dan negara-negara lain di dunia.

Andai AS berniat angkat kaki dari Timteng dan menarik pasukannya, ia tak akan meneror Syahid Soleimani. AS menyangka, dengan membunuh Syahid Soleimani dan Syahid Abu Mahdi al-Muhandis, ia telah melenyapkan penghalang terbesar ambisinya di Irak dan Kawasan. Namun apa yang terjadi berlawanan dengan kehendak AS.

Parlemen Irak mengesahkan keputusan untuk mengusir Pasukan AS dari negara itu. Di sisi lain, Pasukan AS di Irak terus menjadi target serangan untuk memaksa mereka mematuhi keputusan Parlemen.

Perlawanan rakyat Yaman pasti juga melatarbelakangi keputusan AS ini. Serangan rudal dan drone Yaman mengungkap ketidakbecusan sistem Patriot dan THAAD dalam melindungi wilayah Saudi, padahal Riyadh sudah menghabiskan ratusan miliar dolar untuk sistem-sistem tersebut.

AS, cepat atau lambat, tidak akan lagi memiliki pilihan selain angkat kaki sepenuhnya dari Kawasan, setelah bangsa-bangsa memutuskan untuk bangkit melawan. Perlawanan adalah keputusan strategis bangsa-bangsa; keputusan yang semakin diimani oleh mereka lebih dari sebelumnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *