Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Atwan Sebut Kekuatan Militer AS Mulai Pudar

Atwan Sebut Kekuatan Militer AS Mulai Pudar

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Redaktur Rai al-Youm, Abdel Bari Atwan dalam artikelnya membahas langkah AS yang menarik pasukannya keluar dari Afghanistan. Ia menulis, AS secara resmi telah mulai menarik sekitar 3.500 serdadunya dari negara tersebut. Hal ini dilakukan Washington setelah 2.400 serdadu AS tewas dan 24.000 lainnya terluka di Afghanistan.

Menurut Atwan, AS angkat kaki setelah menghabiskan 2 triliun dolar dalam perang di Afghanistan.

Keluarnya Tentara AS dari negara itu bukan hanya pengakuan akan kekalahan dan akhir dari perang terpanjang sepanjang sejarah Paman Sam saja, tapi sekaligus deklarasi persiapan AS untuk terjun ke medan perang baru di timur Asia dan utara Eropa.

“Kita tengah bersiap menghadapi kemungkinan konflik di masa depan, yang tidak akan sama dengan perang-perang klasik yang telah menguras energi Kemenhan dalam waktu lama,” ujar Menhan AS, Llyod Austin.

Dalam statemennya, Austin tidak menyebut China dan Rusia sebagai musuh utama AS. Dia juga tidak menyinggung bahwa AS dipaksa angkat kaki dari Afghanistan setelah gagal menghadapi lawan yang kekuatannya terus bertambah.

Namun, tindakan Austin untuk mengirim kapal-kapal perang dan kapal induk ke Laut Hitam, yang merupakan kawasan pengaruh Rusia, juga ke Laut China Selatan, yang merupakan daerah pengaruh China, adalah sinyal jelas terkait medan pertempuran AS di masa mendatang. Mesti dicamkan bahwa Timteng, dalam kondisi apa pun, tidak termasuk dalam medan pertempuran itu.

Setelah membahas sejumlah perkembangan militer dan strategis China serta Rusia, Atwan menyimpulkan bahwa keunggulan militer AS mulai pudar di hadapan aliansi China dan Rusia yang kekuatan mereka terus bertambah, juga di hadapan kekuatan nuklir seperti Korut dan, kemungkinan, Iran.

Atwan menilai, mungkin inilah faktor kenapa AS mundur teratur dari hadapan Iran terkait perundingan nuklir, kemungkinan Washington kembali ke JCPOA, dan keluar dari Afghanistan. Selain itu, Washington juga dalam tekanan untuk menarik pasukannya dari Irak.

“Kami sepakat dengan Jenderal Austin bahwa perang-perang mendatang akan berbeda dan tidak sama dengan perang-perang klasik. Titik perbedaan terpenting adalah AS tidak lagi memiliki keunggulan militer dan ekonomi seperti masa lalu. NATO, yang dipimpin AS dan dibentuk untuk menakut-nakuti para rival, juga di ambang keruntuhan dan kekalahan. Inilah yang memberi sedikit optimisme kepada kita, yang selama ini sengsara lantaran arogansi dan kezaliman AS,” pungkas Atwan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *