Bin Salman Gunakan Aplikasi Zionis untuk Mata-matai para Petinggi Lebanon
POROS PERLAWANAN – Harian Prancis, Le Monde mengungkapkan, Pemerintahan Saudi dan UEA telah memata-matai sejumlah pejabat dan tokoh Lebanon dengan aplikasi buatan Israel bernama Pegasus. Aksi spionase ini dilakukan antara tahun 2018 dan 2019.
Dilansir Fars, Presiden Lebanon Michel Aoun dan Saad al-Hariri menjadi target spionase ini. Menlu Lebanon Gebran Bassil, Kepala Bank Pusat Lebanon Riyadh Salamah, dan sejumlah politisi Lebanon adalah nama-nama lain yang disebut Le Monde.
Otoritas Saudi dan UEA tidak menanggapi permintaan Le Monde untuk mengomentari laporan ini.
Laporan Le Monde menyebutkan, Pemerintah Saudi dalam beberapa tahun lalu melaksanakan instruksi Muhamad bin Salman untuk meretas laptop-laptop para tokoh terkemuka dengan Pegasus. Pegasus adalah salah satu aplikasi spionase terkuat di dunia, yang memiliki lisensi dari perusahaan NSO Group yang bermarkas di Israel.
Sebuah riset menunjukkan, aplikasi ini telah sukses meretas 37 smartphone milik jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis HAM di seluruh dunia.
Hari Minggu lalu, Washington Post mengabarkan bahwa aplikasi ini juga digunakan untuk meretas telepon genggam milik dua wanita kerabat Jamal Khashoggi, sebelum dan setelah ia dibunuh agen-agen Saudi.
Nama Rezim Saudi banyak terlihat dalam mayoritas pemberitaan tentang aplikasi ini. Tampaknya Riyadh menggunakan Pegasus secara massif untuk mewujudkan tujuan-tujuannya.
Sebelum ini, Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Israel telah memberikan izin kepada sejumlah perusahaan aplikasi spionase untuk bekerja sama dengan Pemerintah Saudi.
Kegiatan utama perusahaan-perusahaan ini adalah membuat perangkat lunak yang bisa meretas telepon genggam dan mengakses konten-konten di dalamnya. Saudi menggunakannya untuk memata-matai para oposisi dan jurnalis.
Menurut Ahronoth, kerja sama ini bahkan masih terus berlanjut usai teror Khashoggi dan tuntutan dari berbagai lembaga dan negara agar Riyadh menghentikan kerja sama ini.
