Buru Oposisi, Saudi Kirim Geng Teror ke Norwegia

POROS PERLAWANAN – Harian terbitan Norwegia, Dagbladet dalam laporannya menulis, geng teror Pemerintah Saudi pada musim panas tahun 2018 berusaha membunuh Iyad al-Baghdadi, seorang figur oposisi Pemerintah Riyadh, di Oslo.

Dikutip Fars dari al-Quds al-Arabi, Kedubes Saudi di Oslo pada saat itu berupaya memasukkan 10 agen sekuriti ke Norwegia dengan dalih menjaga keamanan Kedubes.

Namun permintaan Kedubes Saudi itu ditolak Kemenlu Norwegia, sebab jumlah keseluruhan staf Kedubes Saudi di Oslo hanya 18 orang, sehingga tidak membutuhkan penjaga sebanyak itu. Sebab itu, Kemenlu Norwegia hanya memberikan kekebalan dan izin diplomatik kepada satu orang saja.

Menurut sumber Dagbladet, Pemerintah Saudi berusaha memasukkan agen-agen itu ke Norwegia dalam samaran diplomatik agar bisa bergerak lebih leluasa.

Beberapa bulan setelah itu, Pemerintah Norwegia memberitahu al-Baghdadi bahwa Riyadh berencana menggunakan delegasi diplomatik untuk membungkamnya.

Al-Baghdadi, yang berasal dari Palestina, sempat dipenjara di UEA sebelum ia pergi ke Norwegia. Saat ini, dia di Norwegia adalah pengungsi tanpa kewarganegaraan. Dia menjalin hubungan dengan Jamal Khashoggi, yang dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Dalam wawancara dengan Dagbladet, al-Baghdadi mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 lalu, pejabat Saudi berusaha membawanya ke Kanada, tempat yang di sana juga ada Umar bin Abdulaziz, seorang figur oposisi Saudi lain.

Menurutnya, Saudi juga pernah menyadap telepon genggam Ben Hubbard, jurnalis New York Times di Beirut yang pernah menulis buku tentang Muhammad bin Salman.

Seraya menyatakan bahwa telepon genggamnya juga disadap dari Mei hingga Juni 2019, al-Baghdadi menambahkan, ”Singkat kata, Saudi di Kedubes-kedubesnya tidak menghormati HAM sama sekali. Bagi mereka, tidak penting bagaimana cara mewujudkan tujuan.”