Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Palestina

CNN: Khayalan Menantu Trump Soal ‘Perdamaian Timteng’ Versinya Sendiri Pupus Sudah

POROS PERLAWANAN – Situs CNN menulis, pertempuran Poros Perlawanan Palestina versus Israel saat ini adalah bukti musnahnya khayalan-khayalan Jared Kushner, menantu dan penasihat Donald Trump, untuk Timur Tengah.

Dilansir Fars, Kushner kerap kali membanggakan kesepakatan normalisasi Israel dan beberapa negara Arab. Perjanjian yang juga disebut “Kesepakatan Abraham” itu disebutnya sebagai capaian penting Pemerintahan Trump.

CNN menyatakan, Kushner berkhayal bahwa kesepakatan-kesepakatan normalisasi akan membawa Timur Tengah ke era baru perdamaian.

Dua bulan lalu, Kushner dalam tulisannya di New York Times menyelamati dirinya sendiri atas “gempa geopolitik” yang muncul setelah dijalinnya kesepakatan normalisasi Israel-Arab.

Namun, tulis CNN, dengan meletusnya konfrontasi terbaru antara Poros Perlawanan Palestina dan Rezim Zionis saat ini, “gempa geopolitik sesungguhnya” telah terjadi.

“Proyek Kushner dibangun di atas sebuah delusi, yaitu mewujudkan perdamaian tanpa berunding dengan Palestina dan menggantikannya dengan menghangatkan hubungan antara Pemerintah-pemerintah Arab dan Israel. Dalam analisis Kushner, perdamaian di Israel akan melintasi UEA, bukan lewat jalur Gaza, Quds, dan Tepi Barat”, tulis CNN.

Kushner berpendapat bahwa orang-orang Palestina akan berhenti melakukan protes usai penanaman investasi besar-besaran di Gaza dan Tepi Barat. CNN menyebut bahwa ini juga bagian dari delusi-delusi menantu Trump.

Media AS ini mengingatkan, tak satu pun dari proyek-proyek Kushner yang terealisasi. Menurut CNN, proyek Kushner untuk mengadakan investasi senilai 50 miliar dolar bagi Palestina telah gagal total, sebab orang-orang Palestina telah memboikot konferensi penanaman modal yang diadakan di Bahrain.

Palestina ingin membentuk pemerintahan merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Quds sebagai Ibu Kotanya. Palestina juga menuntut agar Israel angkat kaki dari Tanah-tanah Pendudukan tahun 1967. Namun Israel enggan untuk kembali ke perbatasan sebelum terjadinya Perang Enam Hari.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *