Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Pilpres Suriah Terus Dihalang-halangi, Bukti Omong Kosong Barat Soal Demokrasi

Pilpres Suriah Terus Dihalang-halangi, Bukti Omong Kosong Barat Soal Demokrasi

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Pilpres Suriah telah berlangsung di berbagai negara dan dihadiri warga Suriah dengan antusias.

Pilpres kali ini sangat berbeda dengan Pilpres-pilpres lalu, sebab Pilpres diadakan setelah kemenangan besar Tentara Suriah melawan terorisme dan dimulainya rekonstruksi negara tersebut di tengah embargo-embargo Barat.

Pilpres ini juga berlangsung di negara-negara yang selama 10 tahun terakhir berperan penting dalam menyulut perang di Suriah. Partisipasi besar warga Suriah di negara-negara tersebut merupakan penanda legalitas Pilpres dan hasilnya.

Anehnya, Jerman dan Turki tidak mengizinkan Kedubes Suriah di dua negara itu untuk mengadakan pemungutan suara. Dengan ini, Berlin dan Ankara telah merampas hak warga Suriah untuk memilih Presiden mereka.

Sungguh konyol bahwa Jerman menyatakan Berlin tidak mengakui Pilpres Suriah. Statemen ini dirilis tanpa memerhatikan opini warga Suriah di Jerman. Pada hakikatnya, Jerman telah mencabut hak para pengungsi Suriah untuk berpartisipasi dalam Pilpres, atau bahkan untuk memprotes Pilpres.

Jerman telah menghalangi warga Suriah dari hak paling sederhana mereka, hanya karena Berlin tidak menyukai Pemerintah Damaskus. Jerman tidak ingin mengakui Pilpres Suriah, serta enggan menerima bahwa negara yang sudah hancur oleh para teroris binaan biro-biro intelijen Barat, ternyata masih sanggup menyelenggarakan Pilpres.

Barat telah meluluhlantakkan Suriah, menjatuhkan embargo kejam atas rakyatnya, dan memberlakukan blokade ekonomi. Sekarang, Barat tanpa rasa malu menghalang-halangi proses demokrasi di Suriah. Andai Barat yakin bahwa bangsa Suriah tidak menghendaki Pemerintahan saat ini, kenapa mereka tidak mengizinkan warga Suriah “menggulingkan” Pemerintahan Bashar Assad dengan cara demokratis dan melalui kotak suara? Kenapa Barat masih ngotot menggunakan cara militer melalui terorisme, menduduki tanah-tanah Suriah, dan menjarah gandum serta minyak negara ini?

Hal yang paling membuat Barat marah adalah foto-foto yang menunjukkan antusiasme tinggi warga Suriah di luar negeri untuk berpartisipasi dalam Pilpres.

Demokrasi ala Barat yang ditawarkan ke Timur Tengah tak lebih dari sebuah bentuk menyimpang “hegemoni atas bangsa-bangsa”. Barat menggunakan demokrasi semacam ini untuk menghadapi pihak-pihak yang menentang kepentingan-kepentingannya, seperti penentangan Suriah yang dibantu Poros Perlawanan.

Diselenggarakannya Pilpres sesuai jadwal adalah pesan nyata bagi musuh-musuh Suriah. Pesan itu adalah bahwa rakyat negara ini tidak akan tunduk kepada musuh-musuh Suriah, dan akan tetap melanjutkan pembelaan mereka terhadap kesatuan dan kedaulatan Suriah.

Rakyat Suriah akan melanjutkan rekonstruksi negara mereka dan tidak mengizinkan pihak-pihak asing melakukan intervensi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *