Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Damaskus Buka Suara Soal Rekonsiliasi dengan Ankara

Damaskus Buka Suara Soal Rekonsiliasi dengan Ankara

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, setelah para tokoh, pejabat politik, partai, dan media Turki mengirim beragam sinyal untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah, akhirnya Damaskus pun memecah kebungkamannya soal niat Ankara untuk berdamai.

Dalam beberapa pekan terakhir, kendati ada sinyal-sinyal positif dari Ankara kepada Damaskus dan klaim Turki untuk merevisi kebijakannya terhadap Suriah, Damaskus masih memilih bungkam. Tak satu pun instansi resmi Suriah yang berkomentar soal statemen-statemen Ankara.

Damaskus memilih untuk menunggu atmosfer yang pas untuk mediasi Iran dan Rusia. Sebab itu, Damaskus pun akhirnya menyuarakan sikapnya secara terbuka dalam konferensi pers bersama Menlu Suriah dan Rusia.

Harian Lebanon, al-Akhbar, menulis, ”Damaskus telah memecah kebungkamannya terkait pesan-pesan Ankara. Melalui tribun Moskow, yang bersama dengan Teheran berusaha keras menengahi antara dua tetangga Suriah dan Turki, Damaskus mengumumkan bahwa pihaknya tidak menolak pemulihan hubungan dengan Ankara dalam kondisi stabil yang menjamin kembalinya kontrol Suriah atas seluruh wilayahnya. Hal ini melapangkan jalan untuk dimulainya dialog nyata antar-Suriah”.

Menurut al-Akhbar, kendati ada ketergesa-gesaan diplomatik dan media Turki menuju Suriah, namun tampaknya jalan normalisasi, yang saat ini tengah dilapangkan oleh Badan Intelijen kedua negara, bakal memakan waktu.

Namun, lanjut al-Akhbar, ceritanya akan lain jika Ankara mengambil langkah-langkah signifikan, yang dengannya bisa mempercepat jalan normalisasi ini. Percepatan normalisasi ini tampaknya menjadi sebuah prioritas bagi Presiden Erdogan.

Dalam konferensi pers di Moskow, Menlu Suriah Faisal al-Miqdad bicara soal asas penghormatan timbal balik terhadap kedaulatan negara-negara. Ia menegaskan, pendudukan, dukungan terhadap terorisme, dan intervensi terhadap urusan domestik harus dihentikan.

Al-Miqdad berkata bahwa Suriah tidak percaya kepada “mereka yang mendukung terorisme” dan menambahkan, ”Ketika kita sampai kepada jalan keluar ini, itu akan menguntungkan Suriah dan Turki. Ini adalah mukadimah untuk memulihkan hubungan yang terjalin sebelum perang.”

Al-Akhbar menilai, ucapan al-Miqdad adalah pertanda jelas dari apa yang ada di pikiran Suriah. Tampaknya Suriah juga didukung oleh Iran dan Rusia dalam sikap ini. Apalagi dua sekutu Damaskus ini selalu menentang segala invasi militer Turki ke kawasan-kawasan Suriah.

Hal ini pula yang ditegaskan Menlu Rusia dalam konferensi pers tersebut, yaitu saat ia mengingatkan kesepakatan antara Damaskus dan Ankara (kesepakatan Adana pada 1998), yang bisa mengatasi problem keamanan Turki melalui jalan diplomatik.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *