Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Pesawat Komersial Israel Lewati Wilayah Udara Saudi untuk Penerbangan Pertama Tujuan Non Teluk Persia

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, untuk pertama kalinya, sebuah penerbangan komersial Israel terbang di atas wilayah udara Arab Saudi ke tujuan non-Teluk Persia sejak Riyadh membuka langitnya untuk semua maskapai penerbangan, termasuk maskapai Israel, bulan lalu.

Penerbangan yang dioperasikan oleh maskapai Israel terbesar kedua, Arkia berangkat dari Bandara Ben Gurion setelah pukul 01:15 waktu setempat pada Selasa (2215 GMT Senin) dan dijadwalkan mendarat di Republik Seychelles di lepas pantai Afrika Timur enam jam kemudian.

Outlet media Israel melaporkan bahwa rute baru mempersingkat durasi penerbangan hingga 20 menit.

“Malam ini, sebuah pesawat Arkia akan menjadi pesawat berlisensi Israel pertama yang terbang di atas Arab Saudi – bukan ke Dubai, tetapi ke Seychelles. Rute akan melalui Yordania di daerah Laut Mati dan belok kiri ke Petra, terus di sepanjang pantai Laut Merah Arab Saudi,” kata Kepala Pilot Arkia, Din Gal dalam sebuah pernyataan sebelum penerbangan.

“Dari sana, (pesawat) akan melanjutkan rute regulernya melalui Eritrea … Kami segera berharap untuk melihat penerbangan yang lebih pendek ke India dan Sri Lanka.”

Perkembangan itu terjadi beberapa jam setelah jaringan berita televisi berbahasa Arab al-Mayadeen Lebanon, mengutip laporan media Israel, mengatakan bahwa sebuah pesawat administratif Israel (T7-WZZ), yang melayani Shino Aviation, telah mendarat di Ibu Kota Saudi, Riyadh.

Rezim Saudi pada November 2020 memberikan izin kepada maskapai penerbangan Israel menggunakan wilayah udaranya untuk penerbangan ke dan dari UEA dan Bahrain, dalam sebuah langkah yang dilihat sebagai pendahuluan dari formalisasi hubungan antara kedua belah pihak.

Akan tetapi otorisasi itu tidak diperpanjang untuk penerbangan yang berangkat dan tiba di tujuan lain hingga bulan lalu sebagai bagian dari perjanjian multilateral untuk mentransfer kendali sepasang pulau Laut Merah dari Mesir ke Arab Saudi yang ditengahi oleh Pemerintahan Biden.

Pada pertengahan Juli, Arab Saudi, dalam sikap keterbukaan yang nyata terhadap Israel, mengumumkan bahwa mereka mencabut pembatasan pada “semua operator” yang menggunakan wilayah udaranya.

Otoritas Umum Penerbangan Sipil Saudi (GACA) mengatakan dalam sebuah pernyataan di halaman Twitter-nya pada saat itu bahwa wilayah udara negara itu terbuka untuk semua operator yang memenuhi persyaratannya untuk penerbangan, sejalan dengan konvensi internasional yang mengatakan tidak boleh ada diskriminasi antara pesawat sipil.

Riyadh bersikeras bahwa keputusannya tidak ada hubungannya dengan Israel, tetapi dengan tujuan geopolitik negara itu, memicu spekulasi.

Namun, langkah itu disambut oleh Presiden AS Joe Biden, yang mendarat di Arab Saudi untuk kunjungan kontroversialnya ke Timur Tengah.

Pejabat Israel dan AS mengklaim langkah itu adalah upaya Riyadh untuk menenangkan audiens domestik yang waspada terhadap pemanasan hubungan dengan rezim.

Adapun Air Seychelles, menjadi maskapai pertama yang menerima persetujuan untuk penerbangan di atas Arab Saudi pada rute dari Israel awal bulan ini.

Penerbangan dari Tel Aviv ke negara pulau Seychelles di Samudra Hindia lepas landas dari Bandara Internasional Ben-Gurion dan melintasi wilayah udara Yordania dan Saudi, menurut siaran pers maskapai tersebut saat itu.

Arab Saudi tidak menunjukkan penentangan ketika Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko pada 2020 menjadi negara Arab pertama dalam beberapa dekade yang menormalkan hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.

Kerajaan kaya minyak itu belum ikut-ikutan, tetapi kedua belah pihak telah melihat peningkatan kontak dan pemulihan hubungan de-facto dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ada klaim bahwa mereka berkomitmen pada apa yang disebut Prakarsa Perdamaian Arab 2002.

Para pemimpin Palestina, aktivis, dan masyarakat umum telah berulang kali menolak kesepakatan normalisasi Arab-Israel sebagai “tikaman dari belakang terhadap perjuangan Palestina dan rakyat Palestina”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *