Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Damaskus Desak Dunia Internasional Tekan Turki Hentikan Praktik Brutal Putus Suplai Air di Hasakah

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Damaskus menyerukan tekanan internasional pada pasukan pendudukan Turki untuk menghentikan pemutusan akses warga Hasakah ke air bersih.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan pasukan Turki sekali lagi telah memutus akses air minum, yang dipompa dari stasiun Alouk, di kota Hasakah dan pinggirannya selama lebih dari 16 hari berturut-turut, mempengaruhi lebih dari satu juta warga Suriah yang sedang dalam situasi kesehatan kritis akibat pandemi virus Corona, kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan.

Kementerian tersebut mengulangi kecaman kerasnya atas praktik kriminal berulang oleh pasukan Turki dan meminta organisasi internasional, terutama PBB dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC), untuk menjelaskan pelanggaran semacam itu dan dampak mengerikannya terhadap rakyat Suriah.

Praktik brutal yang berulang ini telah melebihi 23 kali sejak Oktober 2019, kata Kementerian Luar Negeri Suriah, seraya menambahkan bahwa tindakan tersebut melanggar ketentuan hukum internasional.

Pernyataan itu juga menyebut bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Bashar al-Jaafari memanggil perwakilan Koordinator Residen PBB dan Badan-badan PBB yang beroperasi di Suriah dan perwakilan ICRC di Suriah pada Minggu pagi dan memberi tahu mereka tentang keseriusan masalah tersebut.

Al-Jaafari juga meminta mereka untuk segera melakukan perjalanan ke New York dan Jenewa untuk menghentikan “eskalasi Turki yang tidak dapat dibenarkan” terhadap warga Suriah di provinsi Hasakah, tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk kehadiran militer AS dan Turki di tanah Suriah dan menuntut penarikan segera mereka dari negara Arab tersebut.

Kembali pada bulan Februari, Damaskus menuduh Ankara bertujuan untuk mendukung kelompok teroris seperti Daesh (ISIS) dan Jabhat al-Nusra untuk melayani agenda pribadi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan untuk “mencapai ambisinya” dan ilusi Ottoman.

Kehadiran militer Turki di Suriah dianggap sebagai serangan terhadap kedaulatan negara.

Turki telah terlibat secara militer dalam konflik Suriah sejak awal 2011. Turki telah memberikan bantuan militer kepada apa yang disebut Tentara Pembebasan Suriah (FSA) selama konflik.

Pada 2018 dan 2019, Turki meluncurkan operasi militer lintas batas di Suriah utara dengan tujuan yang dinyatakan untuk membasmi militan Kurdi Suriah dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang dianggap Ankara sebagai organisasi teroris yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Turki sejak itu telah menguasai beberapa wilayah di Suriah utara selain wilayah yang dikuasai Kurdi lainnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *