Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Dongkrak Percaya Dirinya Pascakalah Lawan Poros Perlawanan Palestina, Israel Tebar Narasi Palsu ‘Capaian Intelijen’ di Lebanon

Dongkrak Percaya Dirinya Pascakalah Lawan Poros Perlawanan Palestina, Israel Tebar Narasi Palsu ‘Capaian Intelijen’ di Lebanon

POROS PERLAWANAN – Otoritas Rezim Zionis terbiasa untuk menunjukkan ilustrasi berlebihan terkait kesuksesan-kesuksesan delusif mereka, sebab setelah tiap kegagalan yang mendera, mereka butuh untuk memulihkan mental dan semangat mereka.

Dilansir al-Alam, pada Kamis kemarin Jubir Tentara Israel Avichay Adraee mengklaim, Tentara Rezim Zionis dalam sebuah operasi intelijen telah menggagalkan rencana “penyelundupan besar-besaran senjata dan obat terlarang di perbatasan Lebanon”.

“Melalui sebuah operasi penangkapan (yang dicurigai bahwa mereka adalah orang-orang Israel sendiri), sebanyak 15 pucuk senjata dan 30 kg obat-obat terlarang, juga puluhan kotak logistik senilai 2 juta sekel, telah disita,” ujar Adraee.

Ia berkoar bahwa Tentara Israel “akan menyelidiki kemungkinan Hizbullah membantu aksi penyelundupan tersebut”. Dengan cara ini, Adraee berusaha untuk membesar-besarkan capaian Tentara Israel; capaian yang sebenarnya masih diragukan kebenarannya.

Namun Adraee bukan satu-satunya orang yang menyebut-nyebut nama Hizbullah dan menyusun fiksi demi mengarang capaian untuk Tentara Israel. Upaya semacam ini dilakukan secara lebih intens usai kekalahan memalukan Rezim Zionis di hadapan Poros Perlawanan Palestina.

Dalam upacara penyerahan jabatan, mantan Direktur Mossad Yossi Cohen mengaku bahwa “kami telah menyusup hingga ke jantung Iran”. Kita tinggal bertanya kepadanya, ”Lalu kenapa Netanyahu menggantikanmu dengan David Barnea?”

Netanyahu berkata, ”Cohen telah membantu kita dalam membuka jalan ke dalam istana para penguasa di Kawasan.” Namun dia lupa menyebut bahwa pola pikir para penguasa ini dalam mempertahankan takhta telah menulari dirinya, sehingga Netanyahu berusaha keras mencengkeram kursi Perdana Menteri dan siap mempertahankannya, bahkan mesti harus terlibat perang.

Beberapa jam setelah Netanyahu dan Cohen merilis pernyataan di atas, karier mereka pun berakhir. Yair Lapid, seorang ekstremis lain sekaligus rival Netanyahu, telah mengumumkan keberhasilannya membentuk Kabinet baru untuk melengserkan Netanyahu.

Selain bahwa pemilihan waktu statemen Netanyahu dan Cohen di atas menunjukkan upaya mereka untuk memulihkan semangat mereka, harus dikatakan bahwa Rezim Zionis terlalu lemah untuk bisa menghadapi Iran, baik dalam perang singkat atau lama.

Juga harus diingat bahwa Israel terlalu ringkih untuk bisa membendung rudal-rudal presisi Hizbullah, juga tak sanggup untuk meraih kemenangan saat melawan pejuang Palestina.

Oleh karena itu, kita harus mulai membiasakan diri mendengar klaim-klaim fiktif yang dirilis Otoritas Israel demi kepentingan domestik mereka.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *