Eli Cohen dan Yoav Gallant Ancam Bunuh Syekh Naim Qasim
POROS PERLAWANAN – Pemilihan Syekh Naim Qasim sebagai Sekretaris Jenderal baru Hizbullah Lebanon telah memicu kemarahan di kalangan pejabat Israel.
Pada Selasa 29 Oktober, Dewan Kepemimpinan Hizbullah mengumumkan penunjukan Syekh Naim Qasim, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil dari Syahid Sayyid Hassan Nasrallah. Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk memperkuat posisi Organisasi di kancah politik dan militer Lebanon, namun langsung mendapat reaksi keras dari pihak Israel, demikian mengutip dari Farsnews, pada Rabu 29 Oktober.
Menteri Energi Israel, Eli Cohen menegaskan bahwa “siapa pun yang memimpin Hizbullah akan menjadi target teror”. Pernyataan ini mencerminkan ketegangan yang meningkat antara Israel dan Hizbullah, terutama setelah pemilihan Syekh Qasim, yang memperkuat ketahanan Organisasi tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga memberikan ancaman serius menyusul pemilihan Syekh Qasim. Ia menyatakan, “Ini adalah penunjukan sementara, dan hitungan mundur telah dimulai.”
Pernyataan Gallant menunjukkan ketidakpuasan Israel terhadap langkah-langkah strategis yang diambil oleh Hizbullah dalam menghadapi situasi politik yang tidak menentu di Kawasan.
Syekh Naim Qasim, lahir pada 1953 di selatan Lebanon, adalah seorang ulama Syiah, politikus, dan pejuang yang telah berpengalaman dalam Hizbullah sejak 1991. Ia berperan penting dalam pembentukan Gerakan Amal (Harakat al-Mahrumin) serta dalam pendirian Hizbullah.
Dengan penunjukan ini, Syekh Qasim diharapkan dapat melanjutkan warisan kepemimpinan Syahid Sayyid Hasan Nasrallah dan memperkuat posisi Organisasi baik di dalam negeri maupun di tingkat regional.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah menunjukkan potensi eskalasi konflik di kawasan yang sudah rapuh ini, menambah ketidakpastian di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang.