Hizbullah: Intervensi AS-Saudi Capai Puncaknya di Lebanon
POROS PERLAWANAN – Anggota Dewan Pusat Hizbullah, Nabil Qawuq menyebut Lebanon telah menjadi pentas untuk campur tangan asing, yang dipuncaki oleh intervensi Washington dan Riyadh.
Dikutip Fars dari al-Manar, Qawuq menambahkan bahwa para petinggi AS dan Saudi berkeliling di berbagai kawasan Lebanon. Mereka mengadakan pertemuan-pertemuan untuk menentukan kandidat, menyusun daftar, dan mengelola kampanye-kampanye Pemilu.
Menurut Qawuq, tujuan campur tangan asing ini adalah provokasi atas Hizbullah dan penyebaran dusta demi menciptakan skeptisme di tengah masyarakat terhadap sikap Hizbullah menjelang berlangsungnya Pemilu legislatif Lebanon. Namun, kata Qawuq, Hizbullah telah menyatakan secara tegas dan terbuka, bahwa Pemilu tidak boleh ditunda.
Ia menilai, kampanye provokasi atas Hizbullah dilatar belakangi motif keuangan, yang akan kian intens seiring semakin dekatnya hari pelaksanaan Pemilu.
Di akhir pidato, Qawuq menyatakan bahwa Pemerintah Saudi “memercayai pengkhianat di Lebanon dan mengkhianati pihak yang tepercaya”.
Pemilu legislatif Lebanon direncanakan akan berlangsung pada 27 Maret mendatang.
Terkait masalah ini, anggota Fraksi al-Wafa (yang berafiliasi kepada Hizbullah), Hasan Fadhlullah mengatakan, orang-orang AS telah memulai perang politik terhadap kelompok Perlawanan, agar mereka bisa mengurangi kursi-kursi kelompok Perlawanan di Parlemen Lebanon.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Alam beberapa hari lalu, Sekjen Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah juga menyinggung campur tangan Washington dalam urusan domestik Lebanon.
”Hari ini, Kedubes AS di semua tempat, wawancara, dan televisi bicara soal Pemilu legislatif Lebanon dan mengintervensi urusan domestik. Sementara Kedubes Iran atau pihak Iran lain tidak melakukan intervensi sedikit pun dalam urusan Lebanon dan Pemilunya. Kedubes AS di Beirut adalah markas CIA di seluruh Kawasan, bukan hanya untuk Lebanon. Kedubes AS yang dibangun di Beirut perannya melampaui perbatasan Lebanon,” kata Sayyid Nasrallah.
