Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Iran Cegah Saudi dan UEA yang Terlibat Pembantaian Rakyat Yaman Ikuti Konferensi Perlucutan Senjata Internasional

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Iran telah mencegah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk berpartisipasi sebagai pengamat dalam Konferensi Perlucutan Senjata Internasional, atas kejahatan perang yang kedua negara Arab itu lakukan dalam agresi mereka terhadap Yaman.

Berbicara pada hari Selasa, Duta Besar Tetap Iran untuk kantor PBB di Jenewa, Esmaeil Baghaei Hamaneh mengatakan bahwa Republik Islam telah bertindak untuk memblokir Riyadh dan Abu Dhabi untuk bergabung dalam konferensi karena kekhawatirannya tentang status forum sebagai satu-satunya lembaga internasional multilateral di bidang perlucutan senjata nuklir.

Dia memperingatkan bahwa kehadiran “destruktif” Arab Saudi di Konferensi Perlucutan Senjata akan bertentangan dengan tujuan dan misi forum.

“Seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman, negara itu (Arab Saudi) hanya menyalahgunakan pertemuan dan diskusi di Konferensi tentang Perlucutan Senjata untuk mengalihkan opini publik dan menyalahkan orang lain atas kesalahan dan kejahatannya sendiri di Yaman.”

Baghaei Hamaneh juga mengecam Arab Saudi karena memainkan peran yang menimbulkan ketidakstabilan di Kawasan dengan membentuk koalisi militer melawan tetangga selatannya.

Serangan yang dipimpin Saudi terhadap Yaman telah membantai warga sipil, menghancurkan infrastruktur negara yang miskin itu dan memicu ketidakamanan dan ketidakstabilan regional, tambahnya.

Arab Saudi melancarkan agresi militer terhadap Yaman pada Maret 2015 bekerja sama dengan UEA dan sekutu lainnya, dengan dukungan senjata dan logistik dari AS dan beberapa negara Barat.

Tujuannya adalah mengembalikan kekuasaan Presiden Hadi yang didukung Riyadh dan mengalahkan gerakan Houthi Ansharullah yang telah menjalankan urusan kenegaraan saat tidak adanya pemerintahan yang efektif di negara tersebut.

Perang telah gagal mencapai tujuannya, tetapi menewaskan ratusan ribu warga Yaman yang tidak bersalah dan mengubah situasi di Yaman menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *