Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Iran Kecam Tindakan ‘Hina’ Bahrain Sambut Hangat Kedatangan Menlu Israel

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Iran mengatakan bahwa penyambutan “hina” Bahrain terhadap Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid yang berkunjung ke Manama bertentangan dengan keinginan rakyat Bahrain, menekankan bahwa kunjungan itu meninggalkan “noda yang tak terhapuskan” pada reputasi penguasa negara kecil Teluk Persia itu.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Jubir Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengecam langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa skema apa pun untuk mendukung “kehadiran destruktif” rezim Israel di Kawasan akan meningkatkan ketegangan dan ketidakstabilan regional.

Lapid tiba di Bahrain pada Kamis untuk membuka Kedutaan Israel di Manama dan menandatangani kesepakatan kerja sama dengan negara Arab.

Dia bertemu Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri, Salman bin Hamad Al Khalifa.

Kunjungan Lapid ke Bahrain bertujuan untuk memajukan kesepakatan normalisasi yang didorong AS antara Israel dan sejumlah negara Arab, termasuk UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Khatibzadeh menyesalkan ketidakpedulian Bahrain atas kekejaman harian rezim Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas.

“Tindakan seperti itu tidak akan meningkatkan legitimasi rezim Zionis dan tidak akan memengaruhi cita-cita pembebasan al-Quds al-Sharif sebagai kiblat pertama umat Islam dunia,” katanya.

Juru bicara itu juga menekankan bahwa penguasa Bahrain tidak akan bisa menghilangkan aibnya.

“Rakyat di Kawasan akan terus menentang proses normalisasi hubungan dengan rezim Zionis,” tambahnya.

Pada Kamis malam, rakyat Bahrain memprotes kunjungan Lapid, memegang spanduk yang berisi kutukan terhadap normalisasi dengan Israel.

Para pengunjuk rasa berteriak “Down With Israel” dan “Keluar dari Bahrain” untuk memprotes normalisasi hubungan dengan Israel, media lokal melaporkan.

Orang-orang Palestina sendiri mencela apa yang disebut Kesepakatan Abraham, menyebutnya sebagai “tikaman dari belakang” dan pengkhianatan terhadap tujuan mereka.

Mahmoud al-Zahar, seorang pemimpin senior Gerakan Poros Perlawanan Palestina Hamas, mengatakan kunjungan Lapid dapat “diringkas dalam satu kata, yaitu pengkhianatan”.

Dalam sebuah wawancara dengan al-Mayadeen Lebanon, al-Zahar mengecam kunjungan itu sebagai pengkhianatan “pertama dan terutama kepada Tuhan” dan kedua terhadap orang-orang di Teluk Persia.

“Sebelum Anda menormalkan hubungan dengan Israel, tanyakan kepada orang-orang apakah mereka setuju dengan apa yang dilakukan para pemimpin mereka atau tidak,” katanya.

Dia menambahkan para pemimpin negara-negara Arab yang menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel menggantungkan harapan mereka pada AS dan ingin menyenangkan Washington.

Sementara itu, mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel, Meir Ben-Shabbat mengatakan pada Kamis malam bahwa Presiden AS, Joe Biden tidak begitu berkomitmen pada kesepakatan normalisasi seperti pendahulunya, Donald Trump.

“Biden mengatakan hal yang benar, tetapi tampaknya tidak berkomitmen seperti Pemerintahan Trump,” kata Ben Shabbat pada konferensi INSS virtual.

Namun, dia menambahkan, “Saya pikir pada akhirnya Pemerintahan Biden akan lebih terlibat dalam masalah ini, bahkan jika itu bergerak lebih lambat daripada Pemerintahan Trump.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *