Jajak Pendapat Media Rusia: Pemimpin Ansharullah Puncaki Daftar para Pimpinan Arab Paling Berpengaruh di 2023
POROS PERLAWANAN– Hasil sebuah jajak pendapat yang diadakan kantor berita Rusia, Sputnik menunjukkan, Pemimpin Ansharullah Yaman, Sayyid Abdulmalik Badrudin al-Houthi menempati peringkat teratas para pimpinan Arab.
Dilansir al-Alam, al-Houthi meraih suara lebih dari 50 persen dalam jajak pendapat tentang pemimpin Arab paling berpengaruh di tahun 2023. Jajak pendapat itu diikuti 18 juta orang dari seluruh dunia.
Sekjen Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah mendapatkan 18 persen suara, sementara Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya al-Sinwar meraih suara dari 15 persen peserta jajak pendapat.
Hasil ini diperoleh di saat para pimpinan Arab lain menghabiskan biaya miliaran Dolar untuk mendapatkan popularitas.
Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman hanya mendapatkan 8 persen suara.
Mantan anggota Parlemen Lebanon, Nasir Qindil menyatakan, hasil jajak pendapat ini merefleksikan perubahan dalam spirit rakyat di Dunia Arab.
Dengan kesuksesan Perlawanan Palestina pada 7 Oktober dan kepanikan Rezim Zionis yang mendorongnya melakukan genosida di Gaza, semua perhatian tertuju ke dampak-dampak perang ini di Kawasan.
Salah satu front terpenting yang mendukung Gaza adalah Yaman.
Pada tanggal 31 Oktober, pasukan Yaman meluncurkan rudal-rudal balistik dan bersayap, juga drone-drone ke sejumlah target Israel di Tanah Pendudukan.
Pada hari pertama dan keenam November, Yaman kembali meluncurkan rudal balistik dan drone. Serangan ini menyebabkan aktivitas di berbagai pangkalan dan bandara terhenti selama beberapa jam.
Pada 9 November, Yaman sukses menembak jatuh drone canggih AS MQ9 yang melakukan kegiatan spionase di zona udara Yaman. Setelah itu, rudal-rudal dan drone Yaman juga menghantam kota Eilat pada 13-14 November.
Pada pertengahan November, Pemimpin Ansharullah mengancam bahwa setiap kapal Israel atau yang membawa barang-barang Israel d Laut Merah, Selat Bab al-Mandeb, dan sekitar perairan Yaman akan menjadi target Sanaa.
Pada 19 November, Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan telah menahan sebuah kapal Israel dan membawanya ke pesisir negara tersebut.
