Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Jurnalis Mesir: PBB Hanya Berempati ke Gadis Iran yang Meninggal karena Serangan Jantung

Jurnalis Mesir: PBB Hanya Berempati ke Gadis Iran yang Meninggal karena Serangan Jantung

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, jurnalis asal Mesir, Rania al-Assal melalui cuitannya mengkritik standar ganda PBB dalam masalah hak kaum perempuan. Ia menyatakan bahwa lembaga internasional ini mengeluarkan Iran dari Komisi Status Perempuan dengan dalih kematian Mahsa Amini, namun hanya bungkam terhadap kejahatan Rezim Zionis atas kaum perempuan serta tewasnya ribuan perempuan Yaman.

“PBB mencabut keanggotaan Iran di Komisi Status Perempuan. Di saat bersamaan, Rezim Zionis bersuka cita atas hal ini,” cuit al-Assal.

“PBB tidak berempati ketika menyaksikan terbunuhnya Shireen Abu Akleh, 12 wanita Palestina, dan tewasnya lebih dari 5.000 wanita Yaman. PBB hanya berempati kepada gadis Iran yang meninggal karena serangan jantung,” sindirnya.

Dikeluarkannya Iran dari Komisi terjadi kurang dari setahun setelah memulai masa jabatan empat tahunnya di Komisi tersebut, atau hampir tiga bulan setelah Mahsa Amini (22 tahun) meninggal saat berada dalam tahanan polisi. Kematian Mahsa lalu dijadikan sebagian pihak untuk memicu kerusuhan di Iran.

Pekan lalu, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield dalam sebuah tweet menekankan bahwa Pemerintah Iran seharusnya tidak menjadi anggota di panel PBB. Ia berpendapat, mengeluarkan Iran dari Komisi adalah “hal yang benar untuk dilakukan”.

Sebagai tanggapan, delegasi Iran ke PBB dalam sepucuk surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengecam dorongan “ilegal” untuk mengeluarkan Iran dari Komisi atas “tuduhan palsu dan asumsi palsu”.

“Permintaan tidak sah ini menunjukkan upaya lain oleh AS untuk mengeksploitasi sistem PBB untuk memajukan agenda politiknya”, tulis Saeed Iravani dalam surat tersebut.

Sebagian negara yang menyetujui pencabutan keanggotaan Iran di Komisi Status Perempuan sendiri memiliki rapor memprihatinkan terkait dengan hak-hak kaum perempuan di negaranya.

Negara-negara Denmark, Prancis, Jerman, dan Inggris adalah sebagian dari negara-negara yang menuntut Iran dikeluarkan dari Komisi.

Media Inggris, Independent dalam laporannya menyinggung pelecehan seksual terhadap kaum perempuan di 4 negara ini.

Independent menulis, ”Antara 60 hingga 100 persen para perempuan di negara-negara ini mengaku, mereka pernah menjadi korban pelecehan seksual.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *