Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Justifikasi Raja Yordania Soal Normalisasi Hina dengan Israel, Upaya Tutupi Pengkhianatan Rezim Kolot Arab

Justifikasi Raja Yordania Soal Normalisasi Hina dengan Israel, Upaya Tutupi Pengkhianatan Rezim Kolot Arab

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, saat CNN bertanya kepada Raja Yordania Abdullah II soal apakah ada negara-negara Arab lain yang mengantre untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, ia menjawab, ”Saya tidak tahu mana negara berikutnya. Namun saya mengetahui kecenderungan semacam ini di antara negara-negara Arab, yang mencemaskan kepentingan mereka di bidang keamanan nasional.”

“Saya percaya, negara-negara ini tengah mengkaji kemungkinan menjalin hubungan dengan Israel, dalam rangka mewujudkan kepentingan sah mereka karena khawatir atas aktivitas Iran dan sejumlah tantangan regional,” imbuhnya.

Jelas bahwa yang dimaksud Raja Abdullah adalah AS dan Rezim Zionis, bukan selain mereka. Ia berusaha menjustifikasi kompromi negara-negara tertentu dengan Israel yang berjarak ribuan kilometer dari Iran. Ia pun berupaya membenarkan tindakan rezim-rezim Arab lain untuk menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv dan mengurangi kerepotan mereka untuk mencari dalih.

Andai saja Raja Abdullah sedikit menjelaskan, kenapa Mesir menormalisasi hubungan dengan Israel? Apakah karena Kairo takut kepada Iran di era Shah? Kenapa Yordania berdamai dengan Tel Aviv tahun 1994? Apakah karena disebabkan Iran? Bagaimana pula dengan normalisasi Maroko dan Sudan? Apakah karena mereka juga cemas terhadap aktivitas Teheran?

Entah mengapa Saudi harus takut kepada Iran, meski ada banyak serdadu, pangkalan, dan persenjataan AS di wilayahnya. Langit Saudi juga tak pernah sepi dari gemuruh pesawat-pesawat AS, mulai dari pesawat pengebom B-52 hingga drone-drone besar Global Hawk; alutsista-alutsista yang membuat Riyadh mengkhayalkan kekuatan dirinya, sehingga melancarkan agresi ke Yaman dan tak berniat menghentikannya.

Raja Yordania menjustifikasi normalisasi UEA dengan berkata bahwa “Abu Dhabi takut kepada Iran. Normalisasi ini dilakukan dalam rangka kepentingan sah dan keamanan nasionalnya”.

Pertanyaan sederhana untuk Raja Abdullah: apa kepentingan dan keamanan yang terdapat dalam berdamai dengan rezim yang menjarah tanah dan kehormatan negerimu, menelantarkan rakyatmu, serta siang malam menghina Nabi dan Alquran?

Pertanyaan berikutnya, ketakutan terhadap Iran macam apa yang mendorong UEA mendekati Israel? Padahal UEA sendiri lebih memusuhi Poros Perlawanan Palestina, sampai-sampai meminta Barat untuk menghancurkan Hamas.

Apa hubungan “ketakutan” ini dengan esensi normalisasi UEA-Israel, sehingga belum sampai 10 bulan sejak diresmikan, normalisasi ini menjalar ke semua jenis hubungan strategis, mulai dari politik, keamanan, militer, ekonomi, sosial, dan olahraga? Bahkan pasar-pasar UEA pun dipenuhi dengan komoditas pemukim Zionis di Tepi Barat; komoditas yang bahkan diboikot oleh negara-negara Barat.

Sia-sia saja normalisasi hina seperti ini dijustifikasi, sebab setiap bentuk justifikasi adalah penghinaan terhadap perasaan bangsa-bangsa, juga upaya untuk menutupi pengkhianatan sejumlah rezim Arab yang dipaksakan imperialisme atas rakyat mereka.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *