Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Ketimbang Sibuk Soroti Situasi HAM Xinjiang, China Ingatkan AS Fokus Urus 5 Dosa Besar HAM-nya Sendiri

Ketimbang Sibuk Soroti Situasi HAM Xinjiang, China Ingatkan AS Fokus Urus 5 Dosa Besar HAM-nya Sendiri

POROS PERLAWANAN – Pemerintah China pada Rabu 7 April mengingatkan para politisi AS tentang 5 dosa besar HAM Paman Sam.

Dikutip Fars dari kanal CGTN, Jubir Kemenlu China Zhao Lijian dalam jumpa pers menyebut tudingan AS soal situasi HAM di Provinsi Xinjiang sebagai “kebohongan terbesar abad ini”.

“Dengan melayangkan tuduhan kepada China, orang-orang AS hanya ingin mengalihkan perhatian dari pelanggaran HAM yang terjadi di negara mereka,” kata Lijian.

Jubir Kemenlu China lalu menyinggung 5 dosa besar AS di masa lalu, mulai dari genosida atas penduduk pribumi Amerika hingga rasisme sistematis dan kebijakan-kebijakan intervensi Washington.

Menurut Lijian, AS pada abad ke-19 melakukan pembantaian besar-besaran atas warga pribumi Amerika, sehingga populasi etnis Indian di AS berkurang drastis dari 5 juta jiwa di abad ke-19 menjadi 250 ribu di awal abad ke-20.

Ia melanjutkan, rasisme sistematis juga terjadi secara luas dan beruntun di AS. Terkait warga kulit hitam, rasisme terjadi dalam sistem kesehatan, peluang pendidikan, layanan, dan peradilan AS. Selain itu, sejak Maret 2020 kejahatan yang berlatar belakang kebencian kepada etnis Asia bertambah hingga 150 persen.

Washington, kata Lijian, juga telah menyulut kerusuhan dan kekacauan di negara-negara lain, termasuk Afghanistan, Irak, dan beberapa negara Arab. Kerusuhan ini telah menewaskan lebih dari 800 ribu orang, termasuk 330 ribu warga sipil di negara-negara tersebut. Jutaan orang juga terpaksa mengungsi demi menghindari kerusuhan.

AS juga disebut telah lama mengabaikan piagam-piagam PBB dan mencampuri hak kedaulatan dan urusan domestik negara-negara lain. Selain itu, AS juga menjatuhkan sanksi-sanksi atas negara-negara tersebut, sehingga menyebabkan krisis kemanusiaan.

Lijian juga menyatakan AS sebagai satu-satunya negara yang melarang masuknya Muslim. Ia pun mengecam standar-standar ganda AS terhadap Umat Muslim.

Pernyataan Lijian dirilis sehari setelah Jubir Kemenlu AS, Ned Price mengklaim AS dan sekutunya khawatir atas pelanggaran HAM oleh China. Price menyatakan, sanksi-sanksi Washington atas Beijing memiliki arti dan cukup efektif.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *