Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Lamban Kembalikan AS ke JCPOA, Biden Dicap ‘Pengecut Tak Bernyali’

Lamban Kembalikan AS ke JCPOA, Biden Dicap 'Pengecut Tak Bernyali’

POROS PERLAWANAN – Seorang pakar masalah larangan penyebaran nuklir, Jeffrey Lewis mengutarakan analisisnya kenapa Presiden AS, Joe Biden belum mengembalikan Washington ke JCPOA.

Dilansir Fars, dalam wawancara dengan kolomnis MSNBC, Michael Cohen, Lewis berkata bahwa “Biden adalah pengecut”.

“Dia (Biden) dikritik karena bertaruh nasib dengan Iran apakah ia berhasil atau tidak. Tindakan semacam ini melemparkan bola ke lapangan Iran dan memberikan posisi unggul kepada pihak-pihak di Iran yang menghendaki kesepakatan,” kata Lewis.

Menurut Lewis, Biden di bulan-bulan awal kedatangannya di Gedung Putih mencemaskan akibat dari tindakan ini. Dia khawatir akan dianggap berusaha memberikan keunggulan kepada Iran.

Dalam wawancara dengan Cohen, sejumlah sumber menjelaskan alasan kenapa Biden bersikap hati-hati dalam isu Iran. Mereka menyatakan, Biden enggan membuat putus asa para legislator radikal anti-Iran di Kongres, terutama Ketua Komite Hubungan Majelis Senat AS, Bob Menendez.

Meski merupakan anggota Demokrat, Menendez adalah penentang kesepakatan nuklir dengan Iran. Kubu Biden khawatir, jika AS kembali ke JCPOA tanpa mengambil keunggulan dari Iran, Menendez akan memperlambat atau mengganggu proses pengesahan kelayakan opsi-opsi Pemerintah di Senat.

Penasihat Senator AS Bernie Sanders dari Demokrat, Matt Duss, dalam wawancara dengan New Republic menyebut upaya untuk berkompromi dengan para penentang JCPOA sebagai “langkah bodoh”.

“Mereka membenci JCPOA bukan lantaran itu adalah kesepakatan buruk. Mereka membencinya karena itu adalah kesepakatan dengan Iran, titik! Terkait dengan JCPOA, tidak ada kesepakatan yang bisa dibuat dengan para ekstremis anti-Iran,” kata Duss.

Cohen lalu menyinggung tuntutan Iran dalam perundingan Wina untuk meminta jaminan agar AS tidak keluar lagi dari JCPOA. Menurutnya, Biden tidak bisa memberikan jaminan ini, sebab Pemerintahannya tidak punya kontrol atas Pemerintahan AS berikutnya.

Iran, kata Cohen, bisa saja sampai kepada kesimpulan bahwa melanjutkan program nuklir lebih baik daripada kesepakatan yang bisa saja dilanggar dengan mudah oleh Presiden AS dari Republik.

Cohen mengutip statemen Lewis bahwa AS tidak pernah memenuhi janji-janjinya. Salah satu contohnya adalah kesepakatan AS dengan Korut di tahun 1994, yang tidak pernah dijalankan oleh Washington.

Menurut Cohen, dengan sejarah panjang pelanggaran janji oleh AS seperti ini, seharusnya Biden berusaha lebih aktif untuk menghidupkan JCPOA, alih-alih menuntut agar Iran mengalah.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *