Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Langkah Bodoh Pompeo Kirim Kapal Induk dan Pesawat Pengebom ke Teluk Persia, Gagal Ciutkan Nyali Iran

POROS PERLAWANAN – Tampaknya Menlu AS, Mike Pompeo berharap bahwa Kebijakan Tekanan Maksimum AS selama 2 tahun terakhir, termasuk embargo perangkat medis, obat Covid-19, dan bahan pangan, akan membuat Iran mengibarkan bendera putih.

Jika sebaliknya, tak ada alasan dia secara emosional menanggapi pengurangan komitmen Iran di JCPOA dan keputusan Parlemen Iran untuk melawan sanksi-sanksi Barat, meski Teheran memenuhi komitmennya di perjanjian nuklir.

Dilansir al-Alam, Pompeo berusaha menyudutkan Iran dengan bicara soal bahaya imajinatif JCPOA. Dia bicara soal peningkatan pengayaan uranium Iran dan pengurangan level kerja sama Teheran dengan IAEA, tanpa sedikit pun menyinggung alasan kenapa Parlemen Iran mengesahkan kebijakan tersebut. Parlemen Iran mewajibkan Pemerintah untuk tidak kembali ke komitmen JCPOA, selama sanksi atas rakyat Iran belum dicabut.

Poin dalam statemen Pompeo adalah saat ia berkata, ”Masyarakat internasional secara jelas menegaskan bahwa Iran harus segera bekerja sama penuh dengan IAEA. Jika tidak, masyarakat internasional mesti melanjutkan tekanan ekonomi dan diplomatik untuk mengucilkan Iran.”

Banyak pengamat dan analis, bahkan di AS sendiri, yang menyebut Pompeo sebagai “Menlu AS terburuk”. Bahkan ada yang menggelarinya “Menlu terbodoh dalam sejarah AS”. Sebagian orang bicara lebih “halus” dan menyatakan bahwa ia tidak bodoh, tapi “berpura-pura bodoh”.

Bencana diplomatik bagi Washington terjadi saat Pompeo menjadikan AS bahan olok-olok dan terisolasi, bahkan oleh para sekutu tradisionalnya, yaitu saat meminta PBB memperpanjang embargo persenjataan Iran, yang langsung ditolak para anggota Dewan Keamanan.

Masyarakat internasional tidak perlu menekan Iran untuk berkomitmen kepada JCPOA, karena 15 laporan IAEA adalah bukti tak terbantahkan soal komitmen Teheran.

Hal yang memperburuk situasi adalah kebodohan Donald Trump yang dimanfaatkan Zionisme Internasional untuk memaksanya keluar dari JCPOA. Zionis juga memanfaatkan ketololan Pompeo untuk memaksanya mengajukan 12 syarat menggelikan terhadap Iran jika sanksi-sanksinya akan dihapus.

Saat ini, ketika hari-hari kekuasaan Trump dan Pompeo menuju akhir, mereka berusaha menutupi kebijakan bodoh mereka dengan aksi-aksi kekanak-kanakan. Sebab itu, mereka mengirim kapal induk, kapal perang, dan pesawat pengebom B-52 ke Teluk Persia.

Padahal, alih-alih menutupi kebodohan mereka, tindakan ini justru bukti nyata akan kelemahan mereka. Mereka masih saja menyangka bahwa negara seperti Iran akan langsung tunduk saat dua pesawat B-52 diterbangkan ke Kawasan, atau ketika kapal induk USS Nimitz berlayar di perairan internasional.

Alih-alih menyerah, Iran melalui Panglima Angkatan Laut IRGC Ali Reza Tangsiri menegaskan, Pasukan Iran menanti kedatangan Pasukan AS dan siap berduel dengan mereka. Pada saat itulah Pompeo dan majikan idiotnya akan mengenal Iran yang sebenarnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *