Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Palestina

Lapid: Pemerintahan Paling Radikal Israel Rusak Hubungan Mesra Tel Aviv-Washington

Lapid: Pemerintahan Paling Radikal Israel Rusak Hubungan Mesra Tel Aviv-Washington

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, setelah terjadi perang verbal antara Presiden AS, Joe Biden dan PM Israel, Benyamin Netanyahu, pemimpin oposisi di Tanah Pendudukan mengecam sikap Kabinet Tel Aviv serta dampaknya atas hubungan dengan Washington.

Di saat krisis masih menjerat Tanah Pendudukan akibat rencana reformasi sistem peradilan Netanyahu, mengeruhnya hubungan Tel Aviv-Washington memaksa mantan PM Israel, Yair Lapid untuk angkat suara.

Dalam cuitannya, Lapid menanggapi perang verbal antara Biden dan Netanyahu. Ia menulis, ”Israel selama beberapa dekade adalah sekutu terdekat AS. (Namun) Pemerintahan paling radikal dalam sejarah Israel telah merusaknya dalam tempo 3 bulan.”

Cuitan Lapid ini diunggah beberapa jam setelah silat lidah antara Biden dan Netanyahu menjadi berita hangat di media.

Pada Selasa malam lalu, Presiden AS di hadapan para wartawan mengungkap kekhawatirannya akan kondisi di Tanah Pendudukan. Ia berkata, ”Kita berharap Netanyahu mundur dari rencana reformasi sistem peradilan Israel.”

“Tidak akan ada undangan bagi Netanyahu untuk mengunjungi Gedung Putih dalam waktu dekat,” imbuh Biden.

Ucapan Biden memicu reaksi Netanyahu. Melalui akun Twitter-nya, ia menjawab, ”Saya mengenal Biden lebih dari 40 tahun. Saya menghargai komitmen lamanya terhadap Israel. Persatuan Israel dan AS tidak akan tergoyahkan dan selalu mengalahkan perselisihan yang kadang terjadi antara kami.”

Netanyahu kembali membela proyek Kabinetnya untuk mereformasi sistem peradilan Israel dan menambahkan, ”Israel adalah negara independen yang mengambil keputusannya berdasarkan kehendak rakyatnya, bukan karena tekanan dari luar negeri, termasuk sahabat paling dekat.”

Netanyahu membela proyek kontroversialnya kendati pada malam sebelumnya telah mengumumkan penghentian sementara rencana reformasi sistem peradilan Israel, menyusul berbagai tekanan dan perundingan dengan para sekutu aliansinya.

“Saya memutuskan untuk menghentikan proyek perubahan sistem peradilan dan memberi kesempatan untuk berdialog,” ujar Netanyahu pada Senin malam.

“Ada sedikit kelompok yang siap menggunakan kekerasan dan menuntut para serdadu keluar dari Militer. Israel tanpa Militer tidak bisa bertahan,” imbuhnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *