Loading

Ketik untuk mencari

Rusia

Lavrov: Dengan Segala Cara, AS Halangi Negara-negara Arab Wujudkan Dialog Harmonis dengan Iran

Lavrov: Dengan Segala Cara, AS Halangi Negara-negara Arab Wujudkan Dialog Harmonis dengan Iran

POROS PERLAWANAN – Menlu Rusia Sergey Lavrov pada Kamis 14 Januari mengkritik AS karena telah menghalangi terwujudnya dialog antara Iran dan negara-negara Arab sekitar Teluk Persia.

Dikutip Fars dari TASS, Lavrov dalam sebuah jumpa pers mengatakan, Washington melakukan segala cara untuk mencegah negara-negara Arab berdialog dengan Iran.

“Kami menghendaki adanya dialog normal antara Iran da negara-negara Arab (sekitar Teluk Persia), terjalinnya kesepakatan saling percaya, transparansi dalam urusan militer, dan secara umum, perluasan kerja sama,” kata Lavrov.

“Sayangnya, mitra AS kami, setidaknya Pemerintahan saat ini (Trump), hingga sekarang justru mengerahkan semua upaya mereka untuk menghalangi pelaksanaan dialog seperti ini,” imbuhnya.

Menlu Rusia menegaskan, tujuan dari proposal Moskow untuk menyusun sebuah strategi keamanan di Teluk Persia adalah memperluas dialog antara Iran dan negara-negara Arab.

“Sangat penting bahwa jangan ada satu pun pihak yang mengintervensi proses (dialog) ini dan melakukan tindakan yang melemahkan upaya implementasi dialog ini,” tandasnya.

Dalam sebuah pertemuan di Dewan Keamanan PBB beberapa bulan lalu, Rusia mengajukan sebuah proposal untuk Teluk Persia, yang memberi kesempatan kepada negara-negara untuk mengatasi potensi ketegangan di masa depan.

Terkait tujuan-tujuan dari proposal itu, Lavrov menjelaskan, ”Rusia mengusulkan sebuah proposal keamanan kolektif untuk kawasan ini (Teluk Persia). Proposal ini meminta diadakannya sebuah mekanisme untuk menanggapi banyak ancaman dan tantangan secara kolektif.”

Meski demikian, proposal itu ditolak oleh AS. Wakil AS, Kelly Kraft mengklaim proposal mana pun akan sia-sia “tanpa menghentikan pelanggaran Iran terhadap hukum-hukum internasional”.

Tudingan Kraft ini disampaikan di saat Washington sendiri keluar secara sepihak dari kesepakatan nuklir (JCPOA). Selain itu, Pemerintahan Trump juga mengaktifkan kembali sanksi-sanki atas Iran, juga melakukan sejumlah aksi provokatif, termasuk membunuh Komandan Pasukan Quds IRGC, Jenderal Qassem Soleimani.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *