Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Legislator Irak: Tanpa Tenggat Pasti, Klaim dan Publikasi Rencana Keluarnya Tentara AS Hanya Muslihat Belaka

Legislator Irak: Tanpa Tenggat Pasti, Klaim dan Publikasi Rencana Keluarnya Tentara AS Hanya Muslihat Belaka

POROS PERLAWANAN – Anggota Aliansi Fath di Parlemen Irak, Fadhil al-Jabir menilai, pengumuman rencana keluarnya Tentara AS dari Negeri Seribu Satu Malam tak lebih dari sebuah tipuan menyesatkan.

Dilansir Fars, al-Jabir mengatakan kepada al-Maalomah bahwa AS tidak menentukan jadwal waktu apa pun untuk menarik pasukannya. Selain itu, AS juga hanya akan menarik sebagian pasukannya, bukan seluruhnya.

“Pengumuman yang dirilis AS soal penarikan pasukannya dari Irak adalah sebuah penipuan. Sebab AS mengumumkan akan menarik sebagian pasukannya, yang jumlah aslinya adalah 5.000 serdadu, dan akan menyisakan 2.500 serdadu,” kata al-Jabir.

Ia menegaskan, jika AS serius menarik pasukannya dari Irak, Washington harus menentukan jadwal jelas untuk itu dalam kesepakatan dengan Pemerintah Baghdad, kemudian memublikasikannya di media.

Sementara itu, Jubir al-Nujaba, Nashr al-Shamiri menyatakan bahwa Mustafa al-Kadhimi adalah Perdana Menteri Sementara Irak. Dengan demikian, keputusan untuk memperpanjang keberadaan Tentara AS di negara itu di luar wewenang Pemerintahannya.

“Pemerintahan al-Kadhimi hanya bertugas untuk menjalankan sejumlah urusan seperti penyelenggaraan pemilu dini. Bahkan, bukan hanya Pemerintah Sementara, Pemerintah Permanen pun tak punya wewenang untuk mengundang pasukan asing atau memperpanjang keberadaan mereka berlawanan dengan UUD dan keputusan Parlemen,” tandas al-Shamri.

Ia lalu menggunakan ayat ke-4 dari Pasal 61 UUD untuk berargumen bahwa Parlemen adalah satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengambil keputusan dalam hal-hal semacam ini.

Al-Shamri mengatakan, statemen Komandan CENTCOM Jenderal Kenneth McKenzie bertolak belakang dengan pernyataan al-Kadhimi.

“Kontradiksi ini menunjukkan bahwa dalam kasus ini, klaim dari masing-masing Pemerintah Irak dan AS, atau salah satu dari keduanya, tidak memiliki kredibilitas,” tandasnya.

Kemenhan AS pada Selasa 17 November lalu mengumumkan, sejumlah Tentara AS akan meninggalkan Irak dan Afghanistan. Jumlah serdadu AS di Irak, yang diklaim berjumlah 3.200 orang, akan dikurangi menjadi 2.500 orang.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *