Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Legislator Yordania Desak Parlemen Arab dan Internasional Tegas Sikapi Agresi Brutal dan Provokatif Israel

Legislator Yordania Desak Parlemen Arab dan Internasional Tegas Sikapi Agresi Brutal dan Provokatif Israel

POROS PERLAWANAN – Ketua Parlemen Yordania, Ahmad al-Shafadi dalam rapat pada Rabu 4 Januari kemarin mendesak agar parlemen-parlemen Arab dan internasional segera bertindak guna menghadapi agresi-agresi Rezim Zionis.

“Rezim Penjajah tidak memiliki kedaulatan sama sekali atas tempat-tempat suci kaum Muslim dan Kristen di Quds. Kami akan tetap mendukung front kebenaran dan keteguhan serta menyokong Raja Yordania Abdullah II, yang merupakan pengayom tempat-tempat suci Islam (di Quds). Kami tidak menerima kompromi apa pun yang merugikan Quds. Muslimin dan Kristen memiliki hak abadi dan historis di kota ini,” tandas al-Shafadi, diberitakan Fars.

Menurut laporan el-Nashra, dalam rapat itu sejumlah anggota Parlemen Yordania mendesak agar Dubes Israel diusir dari negara itu. Mereka juga menuntut pembatalan kesepakatan perdamaian Amman dengan Tel Aviv dan mengadukan Rezim Zionis ke Mahkamah Pidana Internasional.

Para legislator Yordania juga meminta agar Amman memutus hubungan dengan Tel Aviv sepenuhnya.

Meski faksi-faksi Perlawanan Palestina di Gaza telah mengeluarkan ancaman keras soal segala bentuk provokasi Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Domestik Israel di Kabinet Benyamin Netanyahu ini memasuki pelataran Masjid Aqsa pada Selasa lalu. Kedatangan Ben-Gvir ini disertai sejumlah pemukim Zionis dan di bawah pengawalan keamanan ketat.

Hamas dalam statemennya menyebut tindakan Ben-Gvir ini sebagai tindak kriminal. Faksi Perlawanan Palestina ini menegaskan bahwa perangnya dengan Musuh Zionis dan Kabinet radikalnya akan terus berlanjut hingga penjajah dilenyapkan dan negeri Palestina dibebaskan.

Menanggapi aksi Ben-Gvir ini, para ulama Yordania dalam statemen mereka turut menyatakan bahwa semua kejahatan Rezim Zionis, baik itu pembunuhan, penodaan Masjid Aqsa, dan selainnya, menunjukkan kekeliruan tren normalisasi dengan Tel Aviv, serta merupakan aib di dahi para pelaku normalisasi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *