Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Menlu Iran: AS Harus Setop Dulu Penjualan Senjatanya ke Kawasan sebelum Bicara Soal Senjata Iran

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan kekuatan dunia, yang secara resmi dikenal sebagai JCPOA, tidak memasukkan kemampuan pertahanan Iran karena AS tidak siap untuk menghentikan penjualan senjatanya ke Kawasan sebagai prasyarat.

Zarif membuat pernyataan itu dalam wawancara dengan CNN pada Senin malam, ketika ditanya tentang seruan AS untuk memasukkan masalah non-nuklir ke dalam JCPOA.

“Kesepakatan nuklir dinegosiasikan berdasarkan apa yang kami bisa sepakati dan apa yang tidak bisa kami sepakati. Ini kesepakatan yang dibuat,” kata Zarif.

“Amerika Serikat harus menerima bahwa … kami memutuskan untuk tidak menyetujui hal-hal tertentu, bukan karena kami mengabaikannya, tetapi karena Amerika Serikat dan sekutunya tidak siap untuk melakukan apa yang diperlukan. Apakah AS siap untuk berhenti menjual senjata ke wilayah kami?”

Zarif mengatakan bahwa Iran hanya menghabiskan sepertujuh dari dana yang dikeluarkan Arab Saudi untuk persenjataan, dengan catatan bahwa Iran berpopulasi 2,5 kali lebih banyak.

“Jika ingin berbicara tentang pertahanan kita… apakah AS siap untuk mengurangi ratusan miliar dolar senjata yang dijualnya ke wilayah kita? Apakah AS siap menghentikan pembantaian anak-anak di Yaman jika ingin membicarakan situasi di Yaman?” tambahnya.

“Amerika Serikat tidak siap untuk membahas masalah ini ketika kami merundingkan kesepakatan nuklir. Oleh karenanya kami sepakat untuk membatasi kesepakatan,” tegas Zarif.

Christine Amanpour dari CNN juga bertanya kepada Zarif tentang kemungkinan solusi untuk mengakhiri kebuntuan antara Teheran dan Washington terkait kembalinya kedua belah pihak untuk mematuhi JCPOA, ketika masing-masing meminta satu sama lain harus memenuhi komitmennya terlebih dahulu.

Menanggapi hal tersebut, diplomat tinggi Iran mengatakan bahwa Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell dapat menyelesaikan masalah tersebut dalam kapasitasnya sebagai Koordinator JCPOA.

“Jelas ada mekanisme untuk pada dasarnya menyinkronkan [langkah Iran dan AS] atau mengoordinasikan apa yang bisa dilakukan. JCPOA memiliki mekanisme bawaan, yaitu Komisi Gabungan. Komisi Gabungan memiliki seorang Koordinator… yang dapat menyusun koreografi tindakan yang perlu diambil oleh Iran dan AS,” kata Zarif.

Dia mengatakan bahwa langkah Iran selalu dipantau dan diverifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan Iran telah menunjukkan bahwa mereka memenuhi janjinya.

“Sisi yang belum bisa menunjukkan bahwa mereka memenuhi janjinya adalah Amerika Serikat. Jadi AS perlu membuktikan bonafitnya. Iran sudah membuktikan bonafitnya,” tambahnya.

Zarif mengatakan alasan mengapa Iran menjauh dari komitmen JCPOA-nya adalah langkah AS yang memberlakukan perang ekonomi penuh terhadap Iran.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *