Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Pasukan Pemerintah Suriah Blokir dan Paksa Balik Arah Konvoi Pasukan AS di Hasakah

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, di tengah kemarahan publik yang membara atas pengerahan pasukan pendudukan Amerika di timur laut Suriah, pasukan Pemerintah telah memblokir konvoi militer AS ketika berusaha melewati sebuah komunitas di provinsi Hasakah yang kaya energi.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Suriah SANA, pasukan tentara Suriah, yang dikerahkan di sebuah pos pemeriksaan keamanan di distrik Munsif, mencegat konvoi empat kendaraan lapis baja dan sebuah truk pickup pada Selasa.

Pasukan Amerika kemudian dipaksa untuk berbalik dan kembali ke arah asal mereka. Tidak ada laporan tentang bentrokan atau cedera.

Kembali pada 21 Juli, penduduk desa Tal Aswad di pinggiran kota Qamishli di provinsi Hasakah memblokir konvoi AS dan memaksanya mundur.

SANA mengutip sumber-sumber lokal yang mengatakan bahwa konvoi itu terdiri dari empat kendaraan militer yang mencoba menerobos sebuah pos pemeriksaan, tetapi terpaksa kembali ke tempat asalnya.

Militer AS telah lama menempatkan pasukan dan peralatannya di timur laut Suriah, dengan Pentagon mengklaim bahwa pengerahan itu bertujuan untuk mencegah ladang minyak di daerah itu agar tidak jatuh ke tangan teroris ISIS.

Damaskus, bagaimanapun, menganggap pengerahan pasukan di wilayah tersebut dimaksudkan untuk menjarah sumber daya alam.

Mantan Presiden AS, Donald Trump pada beberapa kesempatan mengakui bahwa pasukan Amerika berada di Suriah karena kekayaan minyaknya.

Pada 30 Agustus, seorang Jubir Kementerian Luar Negeri China mengecam kehadiran ilegal pasukan militer AS di Suriah, dengan mengatakan bahwa penjarahan berkelanjutan oleh Washington atas energi dan sumber daya mineral negara yang dilanda perang itu hanya memperburuk penderitaan rakyat Suriah.

“Mengerikan melihat skala penjarahan AS di Suriah, ketika negara itu berusaha keluar dari krisis yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade dan krisis kemanusiaan yang serius yang dihadapi rakyatnya,” kata Zhao Lijian dalam sebuah konferensi pers reguler di Beijing.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *