Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Pentagon Rahasiakan Statistik Korban Sipil yang Tewas Akibat Operasi Militer Serampangan AS

Pentagon Rahasiakan Statistik Korban Sipil yang Tewas Akibat Operasi Militer Serampangan AS

POROS PERLAWANAN – Harian New York Times melaporkan, ratusan warga sipil di Irak, Suriah, dan Afghanistan, termasuk anak-anak, telah terbunuh dalam serangan udara AS. Serangan-serangan ini dilancarkan berdasarkan penargetan tidak akurat dan informasi tidak lengkap.

Dilansir Fars, NYT setelah menelaah 1.311 dokumen dari arsip rahasia Pentagon menyimpulkan, korban warga sipil jauh lebih banyak dari angka 1.417 yang dilaporkan Tentara AS di Irak dan 188 di Afghanistan.

Menurut NYT, laporan-laporan terkait korban sipil kerap kali diabaikan. Wawancara dengan keluarga korban serta pejabat AS sekarang atau dahulu menunjukkan, Tentara AS hanya sedikit berusaha mengidentifikasi sebab-sebab kegagalan (operasi). Selain itu, tidak ada evaluasi umum yang mencakup identifikasi pelanggaran-pelanggaran.

NYT menambahkan, tewasnya warga sipil sebagian besar terjadi karena Tentara AS keliru menganggap mereka sebagai teroris, atau karena tidak bisa yakin bahwa tidak ada warga sipil dalam gedung-gedung yang menjadi target serangan.

AS juga tidak mewujudkan komitmen terkait transparansi dan pemikulan tanggung jawab. Pimpinan Pentagon bahkan bukan hanya tidak melakukan investigasi menyeluruh, tapi juga tidak mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya hal serupa di masa depan.

Di awal Desember, NYT juga melaporkan bahwa sebuah unit rahasia Tentara AS telah berkali-kali membunuh warga sipil di Suriah.

Unit rahasia bernama Talon Anvil ini aktif di rentang tahun 2014 hingga 2019 untuk “memerangi pasukan maut ISIS”. Namun pasukan rahasia ini juga sering membunuh warga sipil, termasuk para petani saat memanen, anak-anak saat melintas di jalanan, dan warga yang berlindung di gedung-gedung.

Seorang mantan anggota Talon Anvil berkata, ”Mereka sangat efektif dan bagus. Tapi mereka juga sering melakukan serangan-serangan buruk.”

Hingga kini, media-media AS sudah kerap memberitakan terbunuhnya warga sipil dalam operasi-operasi militer AS di berbagai negara. Mereka juga mengungkap upaya untuk memendam dalam-dalam fakta ini dan tidak adanya pengadilan atas para pelaku.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *