Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Pertahankan Watak dan Perilaku Munafik, Peran Eropa di JCPOA Sama Buruknya dengan AS

Pertahankan Watak dan Perilaku Munafik, Peran Eropa di JCPOA Sama Buruknya dengan AS

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Eropa memainkan peran munafik terkait kesepakatan nuklir (JCPOA). Eropa berlagak independen dalam mengambil keputusan, padahal nyatanya ia bersekongkol dengan AS dan melengkapi peran Washington.

Sejak hari pertama ditekennya JCPOA, Eropa tidak pernah mengambil satu pun langkah positif untuk menunjukkan keseriusannya. Bahkan, beberapa hari setelah AS keluar dari JCPOA, korporasi-korporasi Eropa juga ikut-ikutan keluar secara massal dari kesepakatan.

Pemerintah-pemerintah Barat pun hanya menonton dan mengklaim tidak bisa menekan korporasi-korporasi yang mencemaskan sanksi dari AS.

Beberapa tahun setelah AS keluar dari JCPOA, dan Eropa juga bersekongkol dengannya, Iran masih tetap loyal kepada kesepakatan ini. IAEA bahkan dalam 15 laporannya menegaskan komitmen Teheran dalam JCPOA. Meski begitu, Prancis, Jerman, dan Inggris masih saja mengulang-ulang statemen provokatif, seperti tudingan bahwa Iran tidak memenuhi komitmennya.

Usai berakhirnya tenggat satu tahun yang diberikan kepada Eropa, Iran mengumumkan bahwa berdasarkan Pasal 26 dan 36 JCPOA, pihaknya bisa mengurangi komitmen demi memaksa pihak-pihak lain kembali ke kesepakatan.

Pada hakikatnya, Iran telah mengambil langkah-langkah bertahap untuk mengurangi komitmennya. Kini, setelah semua langkah bertahap ini, tiba-tiba saja Eropa mulai bersuara dan mengancam Iran dengan konsekuensi pelanggaran kesepakatan; kesepakatan yang AS sudah keluar darinya dan Eropa pun tak menghormatinya sama sekali!

Faktanya, Eropa tak pernah, walau sehari, mencemaskan keluarnya AS dari JCPOA dan sanksi-sanksi yang dijatuhkannya kepada Iran. Eropa tidak pernah mengkhawatirkan pengabaiannya terhadap tanda tangannya di JCPOA, sebagaimana tidak mencemaskan situasi terkini JCPOA.

Lebih kurang ajar lagi, Eropa mensyaratkan dimasukkannya program rudal Iran, juga pelibatan Israel, Saudi, dan UEA dalam perundingan dengan Teheran untuk meraih kesepakatan baru.

Iran memberi jawaban tegas terhadap kemunafikan Eropa ini.

Menanggapi statemen Eropa, Menlu Iran Javad Zarif mencuit, ”Apakah kalian membaca Pasal 36 JCPOA? Apakah tiga partisipan Eropa sudah membaca pasal itu dan surat-surat Iran berdasarkan pasal tersebut? Logika mana yang mengharuskan Iran menghentikan tindakan-tindakan perbaikan usai setahun keluarnya AS dari JCPOA? Apa yang sudah dilakukan 3 negara Eropa untuk menjalankan kewajibannya di JCPOA?”

Sudah jelas bagi Iran bahwa peran Eropa tak lebih baik dari peran AS. Sudah habis waktunya bagi AS dan Eropa untuk berbagi peran. Semua pihak, termasuk Pemerintahan Biden, tahu bahwa lubang saat ini akan segera ditutup.

Iran akan mengambil langkah-langkah baru dalam merespons keluarnya AS dan tiadanya komitmen Eropa. Keputusan ini akan mengubah proses diplomasi Iran mulai 21 Februari mendatang. Jika saat itu tiba, AS dan Eropa tak akan mendapatkan keuntungan apa pun dari pembagian peran mereka.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *