Politisii Irak: GCC Dekati Baghdad Hanya Demi Singkirkan Iran
POROS PERLAWANAN – Anggota senior Aliansi Nasr pimpinan mantan PM Irak Haider al-Abadi, Aqil al-Rudayni mengungkapkan bahwa kedekatan negara-negara Arab sekitar Teluk Persia dengan Irak merupakan buah dari tekanan AS.
Dilansir Fars, al-Rudayni menilai bahwa tujuan dari kedekatan ini adalah untuk menggantikan posisi Iran dalam kerja sama ekonomi dengan Irak.
“Kelompok-kelompok politik Irak tidak mencemaskan kedekatan negara-negara Arab di Teluk Persia. Namun di saat bersamaan, negara-negara ini tidak serius untuk menjalin kerja sama natural dengan Baghdad,” kata al-Rudayni kepada Baghdad al-Youm.
“Hal yang kami sadari adalah AS telah menekan negara-negara Arab ini untuk mendekati Irak. Itu pun bukan demi mewujudkan kepentingan bagi Irak, namun agar Irak menjadikan negara-negara Arab itu sebagai pengganti Iran,” imbuhnya.
Politisi Irak ini menegaskan, Baghdad menginginkan hubungan seimbang dengan negara-negara Arab berdasarkan prinsip saling menghormati, kepentingan ekonomi, dan penghormatan terhadap kedaulatan masing-masing.
“Proyek yang menghubungkan Irak dengan jaringan listrik Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan penjualan gas mereka ke Irak merupakan upaya Washington untuk menekan dan mempersempit rantai blokade AS atas Irak, bukan demi kepentingan Irak dan kedekatan yang tulus,” tandasnya.
Al-Rudayni lalu menyinggung strategi Aliansi Nasr dalam menciptakan hubungan seimbang dengan semua pihak di Timur Tengah. Ia mengatakan, ”Irak mesti mengambil kebijakan yang bertanggung jawab untuk melayani warga, seperti yang telah dilakukan mantan PM Haider al-Abadi.”
Sekjen GCC, Nayef Falah Mubarak al-Hajraf dalam lawatan ke Irak pada Senin 1 Februari kemarin menemui PM Mustafa al-Kadhimi dan Menlu Fuad Hussein. Mereka membicarakan penguatan hubungan Irak dengan negara-negara anggota GCC.
Menurut al-Jahraf, dihubungkannya Irak ke jaringan listrik GCC adalah salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
