Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Presiden Iran Serukan Riset Selidiki Holocaust, AS pun Mencak-mencak

Presiden Iran Serukan Riset Selidiki Holocaust, AS pun Mencak-mencak

POROS PERLAWANAN – Fars memberitakan bahwa pernyataan Presiden Iran, Ebrahim Raisi yang meminta riset tentang Holocaust telah membuat marah para petinggi AS.

Dalam wawancara dengan kanal CBS, Raisi ditanya apakah ia menganggap Holocaust benar-benar terjadi atau tidak. Ia mengatakan, ”Masalah sejarah adalah masalah yang harus diriset oleh para sejarawan dan peneliti. Ada tanda-tanda bahwa peristiwa ini pernah terjadi. Jika memang demikian, harus dibolehkan untuk diselidiki.”

Seruan Presiden Iran untuk menyelidiki sebuah peristiwa sejarah menyulut respons pedas para pejabat AS. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan dalam cuitannya menulis, ”Ini adalah statemen menyinggung dari Presiden Iran, yang harus dikecam di level global”.

Utusan AS untuk memerangi antisemitisme, Deborah Lipstadt juga mencuit, ”Statemennya adalah bentuk pengingkaran Holocaust dan semacam antisemitisme.”

Lipstadt juga menilai seruan Raisi untuk meriset isu Holocaust sebagai “menyinggung dan membahayakan”.

Sejumlah pegiat medsos di AS juga menuntut agar Raisi dicekal memasuki AS lantaran pernyataan di atas.

Di banyak negara Barat, keraguan soal jumlah orang Yahudi yang tewas di Perang Dunia II pun bisa menimbulkan masalah serius. Bahkan para sejarawan Barat di lingkungan akademis pun harus berhati-hati agar tidak mendapatkan masalah dengan menulis soal Holocaust.

Padahal setelah Revolusi Prancis, sekularisme menjadi salah satu tiang demokrasi Barat. Telah diputuskan bahwa larangan keagamaan dan sakralitas tidak berpengaruh dalam urusan pemerintahan dan konstitusional. Namun Holocaust kini telah menjadi sebuah hal sakral dan tabu di negara-negara Barat, yang jika diingkari akan dianggap sebagai kejahatan.

Kendati agama telah lenyap dari literasi masyarakat Barat dengan adanya paham sekularisme, namun hal-hal tabu bikinan manusia telah melakukan apa yang tidak dilakukan Gereja di Abad Pertengahan. Diadilinya Profesor Roger Garaudy akibat mempertanyakan Holocaust di bukunya mirip dengan diadilinya Galileo di Abad Pertengahan karena meyakini Bumi berotasi.

Tentu sebagaimana rotasi Bumi tidak akan hilang dengan diadilinya Galileo, pertanyaan dan keraguan soal Holocaust juga tidak akan musnah dengan diadilinya orang-orang yang mempertanyakannya.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *