Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Protes Aturan Penahanan Administratif dan Buruknya Fasilitas Penjara Israel, Dua Tahanan Palestina Mogok Makan

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, dua warga Palestina yang ditahan, dilaporkan melakukan mogok makan di penjara Israel untuk memprotes apa yang disebut kebijakan penahanan administratif Israel serta kondisi yang buruk di fasilitas penahanan.

Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Minggu bahwa kelompok advokasi sedang memantau dengan cermat situasi Mohammad Awwad yang berusia 25 tahun dan Ghadanfar Abu Atwan berusia 28 tahun, yang ditangkap dari Bethlehem dan al-Khalil (Hebron) tahun lalu.

Kedua pemuda Palestina itu ditempatkan dalam penahanan administratif -suatu bentuk pemenjaraan tanpa pengadilan atau dakwaan, yang memungkinkan pihak Israel seenaknya memenjarakan warga Palestina hingga enam bulan dan dapat diperpanjang hingga beberapa kali.

PPS mengatakan bahwa keduanya telah berhenti makan sejak sekitar empat minggu lalu dan menyatakan keprihatinan serius atas kondisi kesehatan mereka yang memburuk.

Keadaan seputar penculikan duo itu belum diketahui, tetapi pasukan Israel melakukan serangan seperti itu hampir setiap hari, mengambil orang-orang Palestina, yang biasanya dituduh oleh rezim bertindak melawan kepentingannya.

Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Ratusan di antaranya ditahan di bawah praktik penahanan administratif.

Para tahanan Palestina secara rutin melakukan mogok makan sebagai protes atas kebijakan penahanan administratif dan kondisi penjara yang keras.

Tahanan administratif di penjara Israel mengatakan bahwa aksi mogok makan adalah salah satu dari sedikit pilihan yang ada untuk membuat suara mereka didengar dan memaksa Tel Aviv mengakhiri kebijakan ilegal ini.

Parlemen Israel, Knesset, telah menyetujui undang-undang yang memberi jalan bagi pejabat penjara Israel untuk memberi makan paksa para pemogok makan jika kondisi mereka mengancam jiwa.

Para kritikus dunia mengatakan bahwa Israel menggunakan kebijakan penahanan administratif untuk membungkam suara warga Palestina tetapi tidak memiliki bukti konkret yang dapat disajikan di pengadilan secara terbuka. Warga Palestina mengatakan penahanan administratif adalah level berikutnya dari ketidakadilan rezim penjajah.

Kelompok hak asasi Amnesty International menggambarkan penggunaan penahanan administratif oleh Israel sebagai “taktik bangkrut” dan telah lama meminta Israel untuk menghentikan penggunaannya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *