Rudal Kinzhal Rusia Runtuhkan Mitos Kehebatan Patriot AS Seharga 96 Juta Dolar
POROS PERLAWANAN – Pada Mei ini, perang Ukraina memasuki bulan yang dipenuhi kegagalan dan syok Volodymir Zelensky serta para sekutu Baratnya. Bukan karena jatuhnya kota strategis Bakhmut, yang terjadi pada Sabtu malam lalu, tapi karena skandal kegagalan Patriot di hadapan rudal supersonik Rusia, Kinzhal.
Diberitakan al-Alam, Abdel Bari Atwan dalam tulisannya menyatakan, ”Benar bahwa Presiden Joe Biden telah mengizinkan Tentara AS dan Eropa untuk memfasilitasi Ukraina dengan jet tempur F-16 AS. Namun, tindakan ini dilakukan sangat terlambat dan bisa saja membuahkan hasil sebaliknya. Lebih buruk dari itu, ini adalah pengakuan tersirat akan kekalahan setelah berlalunya satu tahun tiga bulan dari perang ini.”
Estimasi militer Barat menyatakan bahwa pelatihan para pilot Ukraina untuk menerbangkan F-16 membutuhkan waktu sedikitnya 6 bulan. Belum ada yang tahu apakah jet-jet ini akan dilengkapi rudal dan perangkat elektronik yang dibutuhkan atau tidak. Ini berarti bahwa jet-jet ini tidak bisa digunakan hingga sebelum berakhirnya tahun ke-2 perang, jika tidak bisa dikatakan lebih lambat dari itu.
Jatuhnya Bakhmut dan hancurnya Patriot hanya beberapa minggu setelah ditempatkan di jantung Kiev, telah meruntuhkan semua propaganda media Barat, yang selalu mengunggulkan militer AS dan Eropa atas Rusia.
Majalah Military Watch dalam edisi terakhirnya juga mengakui fakta ini. Majalah Barat ini menyatakan para pakar pengawas Patriot mengakui bahwa sistem ini telah menembakkan 32 rudal untuk mengadang Kinzhal, namun semua meleset. Nilai sistem pertahanan udara ini sedikitnya berharga 96 juta Dolar.
Laporan-laporan nonresmi bahkan menyatakan bahwa ada kemungkinan sejumlah pakar AS yang mengawasi Patriot ini tewas oleh Kinzhal, namun kematian mereka tidak dibeberkan secara terbuka kepada publik.
