Rusia: AS Penghalang Utama Solusi Politik dan Krisis Kemanusiaan di Suriah
POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan, AS masih saja melakukan tekanan ekonomi atas rakyat Suriah di tengah pandemi Corona.
Menurutnya, saat ini sebagian besar wilayah Suriah telah dikuasai Tentara Pemerintah dan prosesnya terus berlanjut.
Zakharova mengabarkan, para pejabat Suriah telah melakukan sejumlah tindakan untuk mengatasi rintangan-rintangan yang muncul akibat konflik senjata di negara tersebut.
“Kapasitas-kapasitas yang bisa diandalkan untuk tujuan ini telah menurun cukup signifikan. Penyebabnya adalah pelanggaran atas keutuhan teritori Suriah dan terputusnya hubungan ekonomi antara berbagai sektor di negara ini,” imbuhnya.
“Sanksi semena-mena AS dan para sekutunya (atas Suriah), juga pembatasan yang diberlakukan Washington usai implementasi UU Caesar telah menghalangi perdagangan internasional.”
“Tindakan AS adalah penghalang dalam proses solusi politik Suriah, termasuk aktivitas Komite Penyusun UUD baru Suriah di Jenewa. AS juga merintangi penyelesaian krisis kemanusiaan Suriah yang membuat banyak warga menderita,” tandas Zakharova.
Menurutnya, bahkan dalam situasi pandemi sekalipun, Washington tetap enggan melakukan tindak kemanusiaan (dengan mencabut embargo) dan masih melakukan tekanan ekonomi atas rakyat Suriah.
Sebelum ini, menanggapi diberlakukannya UU Caesar oleh AS, Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan, ”Tiap kali terorisme mengalami kekalahan di Suriah, mereka (para pendukung teroris dari Barat, terutama AS) menggunakan cara-cara lain untuk menekan Pemerintah Damaskus. UU Caesar adalah salah satu cara ini.”
Senat AS pada Desember 2019 mengesahkan UU Caesar setelah sempat tertunda selama 6 tahun. UU ini ditandatangani Trump pada bulan yang sama dan mulai aktif sejak 18 Juni lalu.
Berdasarkan salah satu pasal UU Caesar, orang-orang yang membantu Suriah dalam produksi minyak, atau memenuhi kebutuhan perang dan teknis Tentara Suriah, atau secara sengaja memberikan informasi kepada mereka, akan dijatuhi sanksi.
