Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Satu Matanya Nyaris Buta, Jari Tangannya Mati Rasa, Salman Rushdie Tidak Bisa Menulis Lagi

Satu Matanya Nyaris Buta, Jari Tangannya Mati Rasa, Salman Rushdie Tidak Bisa Menulis Lagi

POROS PERLAWANAN – Fars melaporkan bahwa penulis novel “Ayat-ayat Setan” yang beberapa bulan lalu diserang di New York dikabarkan tidak bisa menulis lagi lantaran cedera fisik yang dialaminya akibat serangan tersebut.

Pada Senin kemarin Rushdie melakukan wawancara pertama usai serangan yang terjadi Agustus lalu. Ia mengaku kepada New Yorker bahwa ia tak bisa lagi menulis karena sebagian jari-jarinya sudah mati rasa.

Dalam wawancara tersebut, Rushdie menyampaikan narasi kontradiktif soal kondisi kesehatannya. Mulanya saat ditanya apakah ia bisa menulis, ia menjawab, ”Saya menulis lebih pelan, namun mulai membaik.”

New Yorker melaporkan bahwa Rushdie juga tidak bisa tidur dengan mudah. Ia mengatakan, ”Saya bermimpi buruk, bukan kejadian (serangan) itu, tapi peristiwa-peristiwa mengerikan. Tampaknya mimpi-mimpi buruk ini mulai berakhir. Saya bisa bangun dan berjalan. Ketika saya berkata saya sehat, maksudnya adalah beberapa bagian dari tubuh saya membutuhkan pemeriksaan permanen. Itu adalah serangan yang dahsyat.”

Jurnalis New Yorker mengatakan bahwa saat ia menanyakan kesehatan Rushdie, ia menyadari bahwa penulis itu menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan motif-motif kontradiktif. Salah satu motifnya adalah melewatkan pertanyaan tentang kondisi kesehatannya dan lebih ingin bicara soal masalah sastra, bukunya, dan hal-hal lain.

Namun motif lainnya adalah ia menjawab pertanyaan dengan gamblang. Contohnya, ia berkata, ”Saya mengalami kondisi seperti PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Menulis menjadi sangat sulit bagi saya. Saya duduk untuk menulis, tapi tak ada apa pun yang terjadi. Saya menulis, tapi setelahnya saya melihat hanya menulis serampangan, yang kemudian saya hapus esok harinya. Saya masih belum keluar dari ‘hutan’ itu dalam arti sebenarnya.”

Dua bulan setelah serangan, manajer Rushdie mengumumkan bahwa dia kehilangan penglihatan salah satu matanya, sementara satu tangannya juga tak bisa digunakan.

Saat ditanya siapa yang ia anggap bersalah atas serangan itu, Rushdie menjawab bahwa ia menyalahkan pelaku. Dia juga mengaku tidak menyalahkan petugas keamanan yang menjaga TKP.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *