Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Tak Mau Berlama-lama Tunggu Israel Penuhi Janji, Hamas Nyatakan Mustahil Diam Saksikan Berlanjutnya Penindasan

POROS PERLAWANAN – Salah satu petinggi Hamas, Khalil al-Hayya menegaskan, jika longmarch orang-orang Zionis di Quds bernama Parade Bendera tetap diselenggarakan, gencatan senjata pun akan goyah.

Dilansir Fars, kantor berita SAFA mengutip pernyataan al-Hayya, bahwa jika warga dunia menghendaki gencatan senjata terus berlanjut, maka mereka harus menekan Rezim Zionis untuk menghentikan proyek penggusuran para penduduk di perkampungan-perkampungan Quds.

Al-Hayya juga menyatakan, Rezim Zionis mesti memenuhi kesepakatan terkait pencabutan blokade dan percepatan rekonstruksi Gaza. “Kami tak akan berlama-lama menunggu perlintasan dibuka,” ucapnya.

“Kami tidak bisa melihat bangsa kami ditindas di Quds dan Tepi Barat tanpa kami bisa melakukan apa pun,” imbuh al-Hayya.

Ia meyakini, jika agresi orang-orang Zionis didiamkan begitu saja, mereka akan melanjutkan dan menambah agresi tersebut.

“Harus ada sebuah solidaritas langgeng. Jenis solidaritas ini ditentukan oleh Poros Perlawanan, mulai dari balon berapi hingga konfrontasi langsung,” tandasnya.

Petinggi Hamas ini menyatakan, Poros Perlawanan mampu menentukan mekanisme konfrontasi dengan Zionis berdasarkan waktu dan jenis yang relevan.

Di akhir pembicaraan, al-Hayya menegaskan bahwa jawaban terhadap seruan untuk berkumpul di Masjid Aqsa dan Quds adalah sebuah tugas nasional. Selama penjajahan masih berlangsung, perlawanan pun harus dilanjutkan.

Sementara itu, potensi berlangsungnya Parade Bendera di perkampungan-perkampungan Muslim di Quds juga telah memicu kecemasan AS.

Yedioth Ahronoth menulis, Pemerintah AS memperingatkan Israel bahwa berlangsungnya Parade Bendera pada Selasa pekan depan bisa menyulut gelombang unjuk rasa warga Palestina, bahkan perang baru versus Gaza.

“Para pejabat AS mengirim pesan kepada Benny Gantz bahwa mereka berharap Israel menghindari tindakan-tindakan yang memicu ketegangan. Para pejabat AS menyebut tindakan ini sebagai upaya pemicu gesekan yang dilakukan kelompok sayap kanan radikal”, tulis Yedioth Ahronoth.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *