Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Tuntutan Konyol Ketua Parlemen Arab: Kenapa AS Berunding dengan Iran, Bukan dengan Kami?

Tuntutan Konyol Ketua Parlemen Arab: Kenapa AS Berunding dengan Iran, Bukan dengan Kami?

POROS PERLAWANAN – Statemen Ketua Parlemen Arab, Adel al-Asoomi menjadi bahan olok-olok para pengguna medsos, sebab ia mengeluh karena negara-negara Arab sekitar Teluk Persia tidak diajak dalam perundingan nuklir antara Iran dan Kelompok 4+1 di Wina.

Dilansir al-Alam, al-Asoomi mengatakan kepada harian Saudi, al-Sharq al-Awsat, bahwa negara-negara Arab berharap hadir dalam perudingan di Austria. Namun AS dan Eropa justru bernegosiasi dengan “pihak ekstremis” di Kawasan (Iran). Padahal, kata al-Asoomi, seharusnya AS dan Eropa menaruh hormat kepada “pihak-pihak yang telah berkorban demi keamanan Kawasan”.

Pernyataan ini benar-benar konyol, sebab negara-negara Arab Teluk Persia, seperti Saudi, Bahrain, dan UEA, menjadikan Rezim Zionis sebagai sekutu mereka dan melakukan koordinasi militer-keamanan dengan Israel untuk melawan Iran. Karena itu wajar jika pandangan mereka soal keamanan dan stabilitas Kawasan adalah pandangan yang menyimpang.

Negara-negara Arab ini adalah rezim-rezim yang memohon berkat dari para rabbi Yahudi, menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv, dan berbangga karena menjalin koordinasi militer-keamanan dengan PM baru Israel, Naftali Bennett.

Al-Asoomi marah karena negara-negara Arab tidak disertakan dalam perundingan nuklir, padahal semua tahu bahwa negara-negara ini tidak memiiliki wewenang sendiri. Nasib mereka ditentukan oleh keberadaan pangkalan-pangkalan AS di Kawasan. Oleh karena itu, Donald Trump pernah berolok-olok bahwa jika tidak AS, rezim-rezim ini akan terguling dalam waktu dua pekan saja.

Kritik al-Asoomi kepada AS dan Eropa karena hanya berunding dengan Iran tanpa mengajak negara-negara Arab juga sangat konyol. Sebab, dia sendiri tahu bahwa AS dan Eropa tidak butuh berunding dengan negara-negara ini, karena mereka hanya menerima instruksi dari Barat. Lain ceritanya dengan Iran, lantaran AS, Barat, dan kekuatan-kekuatan dunia tak punya opsi selain berunding dengan Teheran. Jika tidak, maka Iran tidak akan menyimak omongan mereka sama sekali.

Di sisi lain, perundingan nuklir Iran tidak berkaitan dengan negara-negara Arab Teluk Persia.

Jika benar klaim al-Asoomi bahwa negara-negara ini menghendaki keamanan dan stabilitas regional, Iran selalu siap bekerja sama dengan mereka dalam hal ini. Proposal Perdamaian Hormuz adalah bukti nyata atas niat baik Iran. Namun masalahnya adalah kendali negara-negara Arab ini berada di tangan AS dan Rezim Zionis, yang merupakan sebuah realita pahit yang diketahui semua pihak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *