Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Yaman: Senjata Inggris di Tangan Saudi Lebih Mematikan dari Virus Corona

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, seorang anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mohammed Ali al-Houthi mengecam kemunafikan Inggris setelah menyerukan gencatan senjata untuk kepentingan vaksinasi COVID-19 di zona konflik, mendesak Inggris untuk menghentikan ekspor senjata yang membunuh lebih banyak orang Yaman daripada pandemi virus Corona.

“Kami menyerukan Inggris untuk menghentikan pengiriman virus senjata ke negara-negara Teluk Persia, yang digunakan dalam agresi terhadap Yaman”, cuit Mohammed Ali al-Houthi di Twitter pada hari Rabu.

“Hentikan virus (senjata) yang lebih mematikan daripada virus Corona ini, karena senjata ini membunuh rakyat Yaman dan melengkapi kelompok teroris sekutu penyerang dengan senjata modern”, tambahnya.

Pernyataan itu muncul setelah adanya laporan bahwa Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab akan memimpin pertemuan Dewan Keamanan PBB dalam upaya untuk membawa gencatan senjata di negara-negara seperti Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman untuk kepentingan distribusi vaksin COVID-19.

Dengan alasan bahwa dunia memiliki “kewajiban moral untuk bertindak”, Raab berkata, “Cakupan vaksinasi global sangat penting untuk mengalahkan virus Corona.”

Awal bulan ini, bagaimanapun, Pemerintah Inggris menolak untuk mengikuti langkah Pemerintahan baru AS dalam menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi yang digunakan untuk membombardir rakyat Yaman.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris, James Cleverly mengklaim bahwa lisensi penjualan senjata Inggris dikeluarkan dengan sangat hati-hati, menambahkan, “Keputusan yang diambil AS tentang masalah penjualan senjata adalah keputusan untuk AS. Inggris Raya mengambil tanggung jawab ekspor senjatanya dengan sangat serius, dan kami terus menilai semua lisensi ekspor senjata sesuai dengan kriteria perizinan yang ketat.”

Inggris sebelumnya telah menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi sebagai tanggapan atas perintah pengadilan, tetapi melanjutkannya tahun lalu.

London menandatangani ekspor senjata senilai $ 1,9 miliar ke rezim Riyadh antara Juli hingga September 2020, menurut angka yang diterbitkan oleh Departemen Perdagangan Internasional Inggris pada Selasa.

Para aktivis anti-perdagangan senjata mengatakan angka-angka yang “mengejutkan” tersebut “menggambarkan tekad Pemerintah Inggris untuk tetap memasok senjata dengan biaya berapa pun”.

“Senjata buatan Inggris telah memainkan peran yang menghancurkan dalam serangan yang dipimpin Saudi di Yaman, dan krisis kemanusiaan yang mereka ciptakan, namun Pemerintah Inggris telah melakukan segala yang dapat dilakukan untuk menjaga agar penjualan senjata tetap mengalir,” ujar Juru Bicara untuk Kampanye Melawan Perdagangan Senjata (CAAT), Sarah Waldron dalam sebuah pernyataan.

“Sekarang bahkan AS membatasi penjualan senjatanya, sementara Pemerintah Inggris terus memicu perang,” tambahnya. “Mereka harus mengubah arah sekarang dan bekerja untuk mendukung perdamaian yang berarti.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *