Keluarga para Tawanan Israel: Hamas Sepakati Pertukaran Tawanan pada Juli, Tapi Dihalangi Netanyahu
POROS PERLAWANAN– Keluarga para tawanan Israel pada Sabtu malam 7 September kembali mengadakan unjuk rasa di jalanan Tanah Pendudukan. Mereka menegaskan, selama Benyamin Netanyahu masih berkuasa sebagai Perdana Menteri, anak-anak mereka hanya akan kembali dalam keadaan mati.
“Hamas pada bulan Juli telah menyepakati pertukaran tawanan. Namun Netanyahu mempermainkan perundingan. Sebab itu, Pemerintah AS tidak boleh membiarkan Netanyahu melanjutkan tindakan semacam ini,” tegas keluarga para tawanan dalam statemen mereka, Fars melaporkan.
“Anak-anak kami mati di dalam terowongan. Mereka menderita sakit dan kekurangan makanan. Pemerintah harus mengambil tindakan.”
Dalam unjuk rasa yang berlangsung di selatan Tel Aviv tersebut, keluarga para tawanan menyatakan, Kabinet Netanyahu harus digulingkan karena telah mengorbankan anak-anak mereka.
Seiring berlanjutnya tindakan Netanyahu yang terus merintangi perundingan gencatan senjata, kali ini keluarga para tawanan meminta bantuan dari negara-negara mediator perundingan. Mereka menghendaki agar pertukaran tawanan bisa diwujudkan secepat mungkin.
Belum lama ini, mereka mengirim surat kepada Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamil, PM Qatar Muhammad bin Abdurrahman Al Thani, dan Direktur CIA William Burns. Dalam surat tersebut, keluarga para tawanan menyatakan dukungan terhadap upaya para mediator untuk mengakhiri perang dan mencapai kesepakatan pertukaran tawanan.
Dalam surat itu, mereka menekankan bahwa perundingan ini “harus membuahkan hasil.”
Selama beberapa bulan terakhir, Doha, Kairo, dan Washington selaku mediator telah mengambil berbagai tindakan untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tawanan. Namun pada praktinya, Netanyahu-lah yang menolak menyetujui pandangan Hamas.
