Loading

Ketik untuk mencari

Hamas: Serangan ke Rafah Jadi Konflik Politik Internal Israel
Hamas Prioritaskan Tokoh Ini dalam Kesepakatan Potensial Pertukaran Tawanan
Israel Ajukan Tuntutan Berlebihan di Perundingan Pertukaran Tawanan
Para Menteri Ekstremis Israel Ancam Hengkang dari Kabinet Jika Tawanan Palestina Dibebaskan
Tolak Usulan Gencatan Senjata Hamas, Netanyahu Ngotot Lanjutkan Perang
Hamas Sebut Laporan Reuters ‘Psy War terhadap Kubu Perlawanan’
Senator AS: Demi Nama Baik Kita, Jangan Lagi Ekspor Senjata Satu Dolar pun ke Israel
Semua Menanti Jawaban Hamas, Apa Syarat-syarat Hamas untuk Gencatan Senjata?
Tanggapi Sifat Keras Kepala Israel, Perlawanan Palestina Tegaskan Takkan Mundur dari Syarat-syaratnya POROS PERLAWANAN-Pertemuan di Paris baru-baru ini mengajukan proposa; kesepakatan terkait gencatan senjata dan pertukaran tawanan di Gaza. Namun proposal ini terkendala oleh sikap keras kepala Israel dan tuntutan-tuntutan berlebihannya. Diberitakan Tasnim, dalam kondisi ini sebuah sumber di Perlawanan Palestina menegaskan, Rezim Pendudukan berusaha mengosongkan proposal Paris dari kontennya dan ingin mendapatkan capaian penting dalam masalah tawanan tanpa harus menanggung konsekuensi apa pun. Dalam wawancara dengan al-Mayadeen, sumber tersebut menyatakan, kendati Perlawanan sangat ingin menyukseskan upaya para mediator, namun mereka tidak akan mundur sama sekali dari syarat-syarat yang diajukan. Perlawanan juga tidak akan memberi kesempatan kepada Israel untuk mencapai tujuan politis setelah menelan kekalahan di lapangan. Sehubungan dengan pertempuran di lapangan antara para pejuang dengan Militer Israel, sumber itu berkata bahwa kerugian yang diderita Rezim Zionis di Khan Yunis jau lebih besar dari yang dipublikasikan. “Pasukan-pasukan elite IDF, yang sangat diandalkan Israel, mengalami kesulitan dalam hal logistik dan operasional,” kata sumber tersebut. Beberapa hari lalu, sebuah sumber di Hamas juga menyatakan, PM Israel Benyamin Netanyahu tengah melakukan manuver media untuk menghadapi tekanan dari publik Israel, keluarga para tawanan, dan masyarakat internasional yang mendesak agar agresi diakhiri. Menurut sumber itu, Netanyahu tidak bersungguh-sungguh untuk mencapai sebuah kesepakatan komprehensif. “Tak satu pun kesepakatan bernilai selama tidak bisa mewujudkan keamanan, perlindungan, dan bantuan kontinu untuk warga Gaza, rekonstruksi Gaza, dan terpenuhinya sebuah kehidupan bermartabat bagi rakyat kami. Berlanjutnya agresi dan blokade terhadap Gaza sama sekali tidak bisa diterima. Rezim Zionis harus sadar, ketika mereka sudah kalah di medan tempur, mereka juga tidak akan menang dalam manuver media, diplomatik, atau perundingan,” tegasnya.
Apakah Akhirnya Israel Setujui Syarat-syarat Hamas?