Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Akankah Sikap Tegas Iran Terkait JCPOA Membuat Lidah Biden Tak Kaku Lagi?

Akankah Sikap Tegas Iran Terkait JCPOA Membuat Lidah Biden Tak Kaku Lagi?

POROS PERLAWANAN-Sejak merilis statemen pertamanya sebagai Presiden AS, Joe Biden masih belum memperlihatkan sikap transparan soal kembalinya Washington ke JCPOA.

Saat ditanya pembawa acara apakah ia akan mencabut sanksi-sanksi Iran atau tidak, Biden hanya menggunakan bahasa isyarat dan gestur tubuh, alih-alih berkata “tidak”. Juga saat ditanya apakah Iran harus menghentikan program pengayaan uranium, ia hanya menganggukkan kepala.

Soal kenapa Biden menggunakan bahasa orang bisu untuk menjelaskan pendiriannya soal “isu paling serius” dalam pemerintahannya, itu dikarenakan ia ingin berlagak “tidak peduli” soal JCPOA. Atau, ia hendak berkata bahwa dirinya tidak terburu-buru untuk kembali ke JCPOA selama Iran masih dijatuhi sanksi oleh AS.

Perilaku Biden semacam ini, yang didasari informasi keliru, bukan hanya tidak efektif, tapi juga akan gagal. Sebab itu, sebagian elite politik serta media cetak dan elektronik AS mengkritik Biden dan kinerjanya soal JCPOA. Mereka mengatakan, Biden masih belum bisa bersikap tegas soal pihak mana yang mesti mengambil langkah pertama untuk menghidupkan JCPOA.

Iran secara tegas menyatakan bahwa pihak itu bukanlah Teheran. Oleh karena itu, Teheran menangguhkan implementasi Protokol Susulan dan melarang inspektur IAEA memasuki fasilitas nuklirnya.

Iran juga memutuskan bahwa jika diperlukan, pihaknya akan mengayakan uranium hingga 60 persen. Teheran juga menolak keras segala perundingan dengan 4+1 plus AS selama sanksi belum dicabut.

Troika Eropa (Jerman, Inggris, Prancis), yang sejak awal keluarnya Trump dari JCPOA sudah bersekongkol dengan AS dan mengabaikan komitmen mereka di JCPOA, memutuskan untuk meninggalkan “sikap netral” dan berniat merilis resolusi anti-Iran. Namun di saat-saat terakhir, mereka membatalkan niat dan mengklaim telah menerima “sinyal positif” dari Iran soal kesediaan berunding dengan Kelompok 4+1 plus AS.

Iran pun secara tegas membantah klaim tersebut. Presiden Iran, Hassan Rouhani menyatakan Teheran baru akan menghentikan pengurangan komitmennya di JCPOA setelah semua sanksi dicabut. Dia menuntut agar negara-negara Eropa berhenti menggunakan bahasa ancaman atau tekanan.

Mungkin pada akhirnya, sikap tegas Iran ini akan melonggarkan lidah Biden, sehingga ia tak lagi menggunakan cara komunikasi orang bisu-tuli. Ia akan dipaksa untuk berbicara, agar pamor AS tidak semakin terjun bebas di mata Dunia.

Tags:

7 Komentar

  1. oxvow Maret 24, 2021

    immaculate content, i like it

    Balas

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *