4 Tamparan Kilat Baru Iran-Saudi kepada AS

Share

POROS PERLAWANAN– Baru-baru ini, Menlu AS, Antony Blinken di hadapan lobi Zionis di Washington bicara soal normalisasi Riyadh dengan Tel Aviv dan komitmen AS untuk menjaga keamanan Israel.

Dilansir Fars, Abdel Bari Atwan dalam tulisannya menyatakan bahwa statemen Blinken ini mendorongnya untuk mengingatkan sejumlah poin kepada Menlu AS agar dia menyadari realita situasi terkini di Kawasan.

“Delusi optimistis ini dijawab oleh 4 tamparan keras dan kilat yang membuat khawatir AS, Rezim Penjajah, dan pribadi Blinken”, tulis Atwan di Rai al-Youm.

Menurut Atwan, 4 tamparan itu adalah:

Pertama, Panglima Angkatan Laut Iran, Sharam Irani pada Kamis pekan lalu mengumumkan pembentukan Aliansi Maritim Gabungan antara Iran dan 4 negara di Teluk Persia, yaitu Saudi, UEA, Bahrain, dan Qatar. Ini ditambah Oman yang sudah bertahun-tahun meneken kesepakatan dalam hal ini dengan Iran.

Kedua, Teheran dan Riyadh telah mengumumkan pembukaan kembali Kedubes Iran di Riyadh pada Selasa 6 Juni, yang dihadiri para pejabat kedua negara dan dipimpin Dubes baru Iran, Alireza Enayati. Ini menunjukkan minat dan kesungguhan kedua belah pihak untuk menormalisasi hubungan bilateral.

Ketiga, telah dikonfirmasi bahwa Menlu Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan akan melawat ke Iran dalam beberapa hari mendatang, dalam rangka menyampaikan pesan Raja Salman kepada Presiden Ebrahim Raisi serta melakukan perundingan guna meningkatkan level perdagangan, transaksi, dan kerja sama keamanan kedua negara.

Keempat, ditandatanganinya kesepakatan antara Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman dan Menteri Energi Rusia dalam rangka memperkuat kesepakatan Riyadh-Moskow di OPEC Plus, yang berkaitan dengan pengurangan produksi minyak demi menjaga harga yang objektif. Ini adalah pukulan telak bagi AS dan para sekutunya. Imbasnya hingga saat ini adalah meningkatnya harga dan terbongkarnya kebohongan media-media Barat soal adanya perselisihan antara Rusia dan Saudi terkait minyak.

“Pada akhirnya, kami menasihati Blinken agar jangan berlebihan dalam menjanjikan normalisasi Saudi dengan Rezim Penjajah. Sebab dengan melihat berpalingnya sebagian besar negara-negara Timteng, terutama Saudi dan UEA, ke grup BRICS, organisasi Shanghai, dan tatanan dunia baru yang dipimpin Rusia serta China, sebaiknya Blinken memikirkan normalisasi negaranya, keberadaan, serta aliansi-aliansinya di Kawasan”, pungkas Atwan.