Agenda Besar Barat-Zionis-Arab Kembali Kacaukan Suriah Lewat Teror di Wilayah Strategis Daraa Mustahil Terwujud

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Kementerian Dalam Negeri Suriah pada hari Senin 4 Mei mengumumkan, 9 polisi di kota al-Mazirib, Provinsi Daraa, diserang para teroris saat sedang bertugas.

Menurut sumber-sumber Russia Today, serangan yang dipimpin Muhammad Qasim al-Subaihi, alias Abu Tariq, itu dilancarkan pukul 08.30 waktu setempat. Para teroris menculik 9 polisi tersebut dan membawa mereka ke rumah al-Subaihi.

Para polisi itu diberondong dengan tembakan, kemudian jasad-jasad mereka dibiarkan tergeletak di dekat alun-alun kota al-Mazirib.

Kabarnya, Abu Tariq melakukan aksi teror itu lantaran anak-anaknya diculik beberapa hari lalu dan belum ada kabar dari mereka.

Pertanyaannya, apakah aksi teroris itu akan mengembalikan Suriah ke titik nol krisis negara tersebut?

Krisis Suriah dimulai pada tahun 2011 di Daraa yang terletak di selatan negara itu, yang kemudian meluas ke berbagai titik. Dari sisi ekonomi, Daraa adalah kawasan strategis, karena merupakan sumber yang bisa diandalkan untuk ekonomi Suriah.

Dari sisi lain, Daraa menghubungkan jalur internasional antara Damaskus dengan Beirut dan Amman. Sebab itu, Daraa punya arti strategis bagi Suriah.

Pembebasan Daraa pada 2018 lalu merupakan pukulan amat telak bagi kelompok-kelompok teroris domestik dan para majikan asing mereka.

Tampaknya, salah satu alasan penting di balik aksi teror Senin kemarin lusa adalah menghidupkan kembali kelompok teroris dan memberlakukan tekanan ekonomi maksimum terhadap Pemerintah Suriah.

Pada dasarnya, Daraa dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain Suriah merupakan sebuah kawasan keamanan yang sensitif. Serangan kemarin menunjukkan, orang-orang yang berada di balik aksi teror itu mengincar tujuan yang jauh lebih besar dari sekadar membunuh beberapa polisi.

Pada hakikatnya, mereka bertujuan untuk menebar horor dan ketakutan di tengah penduduk Daraa; penduduk yang telah mendukung Pemerintah Damaskus dalam perang melawan terorisme. Serbuan, penculikan, eksekusi, dan dipamerkannya jasad para polisi di hadapan khalayak adalah bukti atas hal ini.

Aksi teror di Daraa, berbarengan dengan agresi Rezim Zionis yang terus berulang ke Suriah, juga kengototan Donald Trump untuk mempertahankan pasukan AS di utara Suriah, menunjukkan tujuan bersama Poros Barat-Zionis-Arab di negara tersebut, yaitu mewujudkan mimpi menyaksikan Suriah tanpa kepemimpinan sah Bashar Assad, meski Poros Segitiga ini telah menderita kekalahan bertubi-tubi,

Terlepas dari apakah teror di Daraa kemarin lusa itu dirancang demi kepentingan Israel, atau demi kepentingan Paman Sam, namun dengan mencermati perkembangan di Suriah sejak 2011 hingga kini, tampaknya mustahil negara itu kembali dilanda gelombang ketidakamanan dan teror seperti dahulu.