Akibat Aksi Kekerasan Bersenjata di AS, 6.000 Lebih Anak Terbunuh dan Terluka Sepanjang 2022

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, lebih dari 6.000 anak terbunuh atau terluka sejauh ini pada tahun 2022 di seluruh Amerika Serikat akibat kekerasan senjata, lapor sebuah kelompok nirlaba Amerika.

Gun Violence Archive (GVA) mengeluarkan angka tersebut pada Selasa. Mengurai data, kelompok itu menjabarkan bahwa setidaknya 6.032 anak, berusia 17 tahun ke bawah, telah terbunuh atau terluka akibat kekerasan senjata sepanjang tahun ini.

Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak GVA mulai mencatat korban kekerasan senjata pada 2014.

Angka tersebut mencerminkan peningkatan penting sejak tahun lalu ketika kepemilikan senjata api secara sewenang-wenang oleh warga sipil diketahui bertanggung jawab atas 5.708 korban jiwa di seluruh negeri.

Sejalan dengan angka tahun 2022, 306 anak, berusia 11 tahun ke bawah, tewas akibat tembakan, dengan 668 luka-luka. Selain itu, 1.325 remaja berusia 12 hingga 17 tahun tewas akibat tembakan, dan 3.732 terluka.

Bulan lalu, GVA mengatakan bahwa telah terjadi total 609 penembakan massal pada 2022 di Amerika Serikat sejauh ini, menempatkan negara itu pada kecepatan untuk mencapai sekitar 675 pada akhir tahun.

Presiden AS, Joe Biden berkomentar pada Juli, mengatakan bahwa banjir senjata mengubah komunitas Amerika menjadi “ladang pembantaian” dan berjanji untuk mengembalikan larangan senapan serbu.

Pernyataan itu disampaikan dalam upacara di Gedung Putih untuk menandai undang-undang kontrol senjata baru yang ditandatanganinya pada 25 Juni.

“Ini memakan waktu terlalu lama, dengan terlalu banyak jejak pertumpahan darah dan pembantaian,” kata Biden.

Survei Senjata Kecil 2018 menemukan bahwa ada sekitar 393 juta senjata api di tangan sipil di negara tersebut, atau 120,5 senjata api per 100 orang.

Angka itu jauh lebih tinggi sekarang, mengingat melonjaknya penjualan senjata selama beberapa tahun terakhir.