Al-Houthi Ungkap Upaya Licik Barat Kesankan Operasi Maritim Yaman Tidak Efektif

Share

POROS PERLAWANAN– Pemimpin Ansharullah Sayyid Abdulmalik Badrudin al-Houthi menyatakan, dalam 202 hari terakhir, Militer Yaman telah menargetkan 102 kapal Israel atau berkaitan dengannya.

“Selama perang dan blokade atas Gaza berlangsung, operasi Yaman ini juga akan berlanjut. Kita berusaha memperluas operasi militer ini hingga Samudera Hindia,” kata al-Houthi dalam pidato mingguannya pada Kamis 25 April, Fars melaporkan.

“Mereka berusaha keras untuk menghentikan operasi kita, namun gagal.Sebab itu, karena martabat mereka dalam bahaya, mereka mengurangi volume transportasi hingga 80 persen, demi mengesankan bahwa operasi-operasi kita gagal. Perlu ditegaskan bahwa operasi-operasi kita tidak berkurang. Mereka sendiri yang mengurangi volume transportasi hingga 80 persen.”

Menurut al-Houthi, pelabuhan Eilat lumpuh total, sehingga menyebabkan Israel kesulitan untuk mengimpor barang-barang.

Pemimpin Ansharulla menyinggung penemuan kubur-kubur massal d berbagai titik di Gaza, terutama di pelataran rumah sakit Naser di Khan Younis.

“Di kubur-kubur massal yang ditemukan terbukti bahwa Israel memutilasi jasad syuhada dan menjarah organ-organ tubuh mereka,” kata al-Houthi.

Ia menegaskan keterlibatan AS dalam semua kejahatan Israel dan menyinggung aksi protes para mahasiswa AS. Al-Houthi menyatakan, ketika sebagian rakyat AS memprotes kejahatan genosida Israel, mereka justru dipersekusi.

“AS tidak menghormati hukum, UUD, dan norma-norma yang ia banggakan; norma-norma yang berdasarkan itu AS menyebut dirinya sebagai negara demokratis yang menghormati kebebasan berpendapat,” tandas al-Houthi.

“Telinga Pemerintah AS tuli dan tidak mendengar protes-protes domestik terhadap genosida di Gaza. Bahkan Otoritas negara ini mengancam para mahasiswa pengunjuk rasa untuk mengeluarkan mereka dari universitas.”

“AS berusaha mencegah kebangkitan pemahaman yang dimulai terkati perkembangan Palestina. Namun kebangkitan dan kesadaran ini akan meluas serta berkembang.”

Al-Houthi menyanjung yang tidak letih berjuang selama 202 hari terakhir; perjuangan yang telah mendatangkan banyak kerugian terhadap Rezim Zionis.

“Salah seorang Zionis berkata bahwa para serdadu Israel diburu seperti bebek. Berlarut-larutnya perang di saat Perlawanan masih teguh di tengah besarnya kejahatan di Gaza, telah meruntuhkan mental pasukan Rezim Zionis,” tegas al-Houthi,