Al-Nakhalah: Pendiri Jihad Islam Anggap Revolusi Islam Iran sebagai ‘Titik Pembebasan’

Share

POROS PERLAWANAN – Sekjen Jihad Islam, Ziyad al-Nakhalah pada Minggu 30 Oktober menegaskan bahwa pihaknya akan terus membela norma, negeri, dan keyakinan Palestina serta memerangi Israel, walau harus berlangsung selama seribu tahun.

Diberitakan al-Alam, al-Nakhalah berkata bahwa “eksekusi jalanan ayahnya oleh peluru orang-orang Zionis telah terpatri dalam benaknya”. Ia mengatakan, ”Tiap orang Palestina pasti memiliki kisah dan kejadian yang berkaitan dengan kejahatan Zionis.”

“Gambaran gugurnya Ayah membantu saya dalam berinteraksi dengan para keluarga syuhada dan saudara-saudara saya,” kata al-Nakhalah.

Ia juga menyebut penangkapan dirinya dan hukuman seumur hidup yang dijatuhkan atasnya sebagai “medali bagi dirinya”.

Sehubungan dengan para tawanan Palestina, al-Nakhalah mengatakan, ”Seiring berlalunya waktu, kami terus merasakan tanggung jawab terhadap para tawanan kami. Kami mengerahkan segala upaya, meski mungkin saja masih ada sejumlah kekurangan.”

“Perang kami dengan Israel akan berlangsung lama dan membutuhkan banyak pengorbanan. Kita harus berjuang demi kemerdekaan.”

Baginya, kata al-Nakhalah, kemenangan Revolusi Islam Iran adalah sebuah peristiwa yang memiliki konsep nan agung. Dia berkata bahwa pendiri Jihad Islam, Fathi Shaqaqi memandang Revolusi Islam Iran sebagai titik pembebasan.

“Dari sudut pandang politik, kami terpengaruh oleh Revolusi Islam di Iran,” tandasnya.

Dalam wawancara dengan al-Jazeera beberapa waktu lalu, al-Nakhalah menegaskan bahwa Iran adalah sekutu Jihad Islam dan bangsa Palestina. Ia menilai bahwa negara ini bersikap jelas dalam menhadapi Rezim Israel dan senantiasa mendukung Perlawanan Palestina.

“Iran melawan AS dan Rezim Israel, serta mendukung Perlawanan. Namun rezim-rezim Arab bersekutu dengan Israel dan Barat serta tidak memberi dukungan untuk Perlawanan. Iran adalah penyokong Jihad Islam dan semua faksi-faksi Perlawanan Palestina,” kata al-Nakhalah.