POROS PERLAWANAN – Ketua Dewan Politik al-Nujaba, Ali al-Asadi mengabarkan usaha AS dan Inggris untuk mengintervensi Pemilu Irak mendatang. Dia juga mengkritik PM Irak, Mustafa al-Kadhimi yang tidak memenuhi janji untuk memperbaiki kondisi.
Dalam sebuah wawancara televisi, Al-Asadi menyatakan bahwa al-Kadhimi bisa menjadi PM lantaran “kelompok-kelompok semu” yang melakukan demo jalanan, sehingga memuluskan jalannya.
Dilansir Fars, al-Asadi mengulang penegasan sikap al-Nujaba yang tidak ingin terjun di kancah persaingan politik.
“Kami tidak terlibat dalam proses politik saat ini. Namun kami tetap melakukan aktivitas politik. Kami telah mengumumkan karakteristik-karakteristik umum untuk dipilih dalam Pemilu nanti,” tuturnya.
Menurut al-Asadi, Dewan Politik al-Nujaba dibentuk untuk mengamati kejadian-kejadian dan problem politik Irak. Ia mengatakan, ”Kami memprediksi bahwa AS dan Inggris akan campur tangan dalam Pemilu Irak mendatang.”
Ia mengingatkan, sebelum ini al-Nujaba telah menawarkan sebuah program komprehensif dan selaras untuk mengembangkan layanan sosial kepada mantan PM Irak, Adel Abdulmahdi. Al-Asadi lalu menambahkan, ”Kami juga bertemu dengan Mustafa al-Kadhimi. Dia berjanji akan melakukan reformasi. Namun dia mengingkari janjinya, sebab ia berhutang budi kepada ‘kelompok-kelompok semu’ di Facebook yang memicu kerusuhan di jalanan dan menempatkan dia di posisi saat ini.”
Dalam wawancara itu, al-Asadi juga menyinggung sejumlah serangan yang menyasar Kedubes AS di kawasan Zona Hijau Baghdad. Ia mengatakan, ”90 persen serangan (palsu) ini tidak dilakukan Poros Perlawanan, tapi justru dilakukan mereka (orang-orang AS) sendiri demi menarik simpati opini publik.”
Di akhir wawancara, al-Asadi bicara soal kehadiran al-Nujaba dalam perang melawan kelompok Teroris Takfiri di Suriah. Ia berkata, ”Kami hadir di Suriah, karena berdasarkan informasi, Saudi menyusun rencana untuk mengincar orang-orang Syiah.”